Sekitar 500 orang dari Federasi Guru Honorer (FGH) Jabar menggeruduk Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Rabu (18/5/2011). Mereka mendesak Pemprov Jabar agar mengalokasikan tunjangan daerah dari APBD bagi guru honorer.
"Kami menuntut Pemprov Jabar supaya memerhatikan kesejahteraan kami yang bertahun-tahun menjadi guru honorer," jelas Kordinator Lapangan FGH Jabar, Yanyan Herdian, di lokasi unjuk rasa.
Menurut Yanyan, 300 ribu guru honorer yang berada di Jabar selama ini menerima gaji yang masih jauh di bawah UMK. Beberapa di antaranya tercatat ada yang sudah 28 tahun berkecimpung menjadi guru honorer. Umumnya, tutur Yanyan, tak ada kontrak kesepakatan kerja yang menjadikan suatu saat guru honorer diberhentikan tanpa memperoleh pesangon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seluruh guru honorer, kata Yanyan, menuntut agar Gubernur Jabar dan Komisi E DPRD Jabar untuk memperhatikan nasib mereka di masa mendatang. Guru honorer pun meminta agar Pemprov Jabar mendesak pemerintah pusat agar menaikan kuota penerimaan guru CPNS Jabar.
"Selain itu, kami menuntut juga supaya ditetapkan regulasi yang menyangkut kepentingan guru. Seperti pengangkatan guru honorer, penghargaan bagi guru honorer dan kemudahan akses serta biaya sekolah bagi anak-anak guru honorer," ungkap Yanyan.
Aksi para guru honorer di depan gerbang Gedung Sate ini berlangsung tertib dan dijaga puluhan aparat kepolisian. Mereka berasal dari perwakilan sejumlah daerah di Jabar seperti Bandung, Ciamis, Garut, Bekasi, Sukabumi, Tasikmalaya dan Sumedang.
Mayoritas massa perempuan itu membawa sejumlah poster dibentangkan yang antara lain bertulis 'Pa Gubernur Mana Janjimu Terhadap Guru Honorer' dan 'Guru Honorer 300 Ribu/Bulan, Perhatikan Uy'.
(bbp/ern)











































