Berikut garis besar penuturan Mujawahir di depan forum Rapat Koordinasi Sistem Pengamanan Perbankan, di Kantor BI Bandung, Jalan Braga, Senin (7/3/2011).
"Pada Selasa 1 maret 2011, kira-kira 22.30 WIB, telah terjadi usaha perampokan disertai pembunuhan oleh dua orang yang tidak dikenal. Mereka datang menggunakan motor. Pelaku berjaket hitam, muka tertutup dan memakai helm. Saat itu pelaku mengetuk pintu, lalu Ahmad yang saat itu bertugas langsung mendekati pintu untuk menanyakan keperluan orang tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelaku bahkan sempat menginjak tubuh Ahmad. Ia pun digeledah, dan anak kunci di saku Ahmad diambil. Lalu pelaku berjalan ke arah dalam. Ahmad yang masih sadar kemudian keluar gedung untuk meminta bantuan pada orang yang melintas. Namun tak ada yang menggubris. Lalu Ahmad bertemu trantib di sekitar kejadian, yang kemudian menghubungi polisi.
Menurut Mujawahir, Ahmad sempat menghubungi dirinya namun tidak terangkat. Korban dan beberapa orang kemudian kembali ke lokasi kejadian namun saat itu
pelaku sudah tidak ada.
"Pukul 23.30 WIB, saya berhasil dihubungi lalu langsung ke lokasi kejadian. Saat itu saya tanya, korban dibawa kemana, mereka bilang ke RS Halmahera. Ketika saya ke sana, ternyata korban sudah dibawa ke RS Hasan Sadikin," tuturnya. Di RS Hasan Sadikin itulah Ahmad menuturkan kronologi kejadian pada dirinya.
Dalam kesempatan itu, Mujawahir mengungkap, bahwa hampir seluruh ATM BPR KS berada di dalam kantor, dan petugas keamanan yang bertugas di malam hari hanya 1 orang.
"ATM BPR KS kebanyakan ada di dalam kantor. Petugas keamanan di setiap kantor rata-rata hanya 3 orang, jadi masuk siang, masuk malam dan satu lagi off,"
katanya.
Sementara office boy yang tewas dalam kejadian tersebut sebenarnya bukan bekerja di BPR KS Jalan Wastukencana, namun jika malam ia ada di kantor tersebut karena tidak sanggup membayar kontrakan.
(tya/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini