Ketua Hima Pensatrada Dede Riza mengatakan Bahasa Sunda sebagai salah satu bahasa ibu dengan jumlah pengguna terbanyak kedua di Indonesia. Namun saat ini, kata dia, eksistensi Bahasa Sunda mulai terlupakan.
"Dibandingkan dengan bahasa Indonesia, bahasa Sunda kurang tersosialisasi terhadap masyarakatnya. Urang Sunda justru lebih mengenal bahasa nasional, ketimbang mengenal bahasa ibunya sendiri," jelas Dede.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada kesempatan ini kami menyampaikan agar masyarakat Jabar untuk menggunakan kembali bahasa Sunda. Itu bisa dilakukan di lingkungan keluarga dan kehidupan
sehari-hari. Kawula muda juga harus memelihara dan membudayakan bahasa Sunda, misalnya Twitteran pakai bahasa Sunda, " jelas Dede.
Pesan menggunakan bahasa Sunda itu juga disampaikan pedemo melalui poster yang mereka usung. Tulisan-tulisan yang disampaikan intinya mengingatkan agar masyarakat Jabar jangan lupa memakai bahasa Sunda.
Tulisan di poster itu antara lain 'Twitteran Ku Basa Sunda', 'Pesbuk-kan Ku Basa Sunda', 'Ulah Era Nyarita make Bahasa Sunda' dan 'Baraya Nu di Kota Mangga Anggo Basa Sunda'.
Lebih lanjut Dede mengatakan, Hima Pensatrada menuntut kejelasan dan keseriusan pemerintah dalam merealisasikan dan mengimplementasikan amanat dari rekomendasi Unesco tahun 1999, UUD 32 Ayat 2, serta Perda Jabar No.5 dan 6 tahun 2003.
"Intinya kami meminta pemerintah daerah untuk memelihara dan menghormati bahasa daerah, termasuk bahasa Sunda. Selain itu, pelajaran bahasa Sunda di sekolah-sekolah mesti ditingkatkan lagi mulai TK hingga SMA," ujar Dede.
(bbn/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini