Sebelum melakukan tabur bunga di tebing longsoran sampah, warga yang menggunakan pakaian khas sunda lengkap dengan ikat kepalanya itu membawakan iringan lagu karinding sambil bersyair Sanuk-sanuk Papalaku. Suasana pun menjadi syahdu.
Acara dibuka dengan pembacaan doa di Bale Kampung Cirendeu. "Doa yang dipanjatjan adalah doa jajap kanumulang untuk mendoakan mereka yang jadi korban. Istilahnya mulih ka jati mulang ka asal," ujar Panitren Kampung Adat Cireundeu Asep Abas, Senin (21/2/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kejadian ini sangat sedih, jangan sampai terjadi lagi. Leuwigajah harus jadi pelajaran untuk TPA lainnya," tuturnya.
Dilakukannya aksi peringatan sederhana, menurut Asep adalah untuk melawan lupa. Jangan sampai kejadian Leuwigajah terlupakan, dan diingat saat ada kejadian
serupa.
(tya/ern)