Hal itu diungkapkan Iming saat dihubungi detikbandung via telepon selularnya, Rabu (10/11/2010).
"Sepertinya itu karena ada sedimentasi lagi pada drainasenya sehingga ada pendangkalan. Salurannya jadi tersumbat. Padahal sebelumnya sudah dibersihkan," ujar Iming.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ternyata ada mata air juga didaerah itu. Saya sudah berkoordinasi dengan PDAM untuk menyalurkannya," katanya.
Mata air tersebut menurut Iming telah ada sejak dulu. Air yang keluar dari mata air yang berada di dalam tanah itu pun semakin banyak saat hujan terjadi. Hal itu juga menurutnya yang membuat jalan di Pasteur cepat rusak.
Iming menuturkan, DBMP akan terus berupaya untuk menyelesaikan masalah drainase yang kerap menjadi penyebab banjir cileuncang.
"Kami terus berusaha sebaik-baiknya," tutur Iming.
Selasa (9/11/2010) banjir parah terjadi di Pasteur tepat di depan Mal BTC. Bahkan ketinggian banjir mencapai sepinggang orang dewasa.
Dalam berita sebelumnya, dari sekitar 51 titik drainase yang rawan mengakibatkan banjir di Kota Bandung baru 2 titik saja yang diselesaikan tahun 2010 ini. Dua titik yang dibenahi tersebut yaitu yang berada di Jalan Pasirkoja dan Jalan Dr Djunjunan atau Pasteur tepatnya di depan BTC.
Pembenahan drainase di 2 titik tersebut dilakukan dengan cara melakukan pengerukan. Di depan BTC, sedimentasi di saluran drainase mencapai 10 truk, sementara di Pasirkoja sampai 15 truk.
Meski sudah dikeruk, namun sedimentasi yang mayoritas berupa sampah akan masuk kembali ke drainase. Untuk memperbaiki 1 saluran drainase yang rawan tersumbat hingga mengakibatkan banjir Iming menyebut dibutuhkan dana sekitar Rp 100 juta.
(tya/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini