Tiga Pekerja Tewas Terjebak di Gorong-gorong Air Limbah

Bandung - Tiga pekerja tewas saat bekerja di gorong-gorong proyek pemasangan saluran air limbah  yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta atau tepatnya di sekitar Jalan Pasirluyu,  Kota Bandung, Minggu (24/10/2010) dini hari. Sementara dua pekerja lainnya berhasil selamat dalam kejadian maut ini.

Ketiga pekerja yang meregang nyawa itu terjebak di gorong-gorong dan terseret air. Korban tewas yakni Hendi (42), Parman (42) dan Warsim (43). "Yang bekerja di pipa gorong-gorong itu ada lima orang. Kalau yang tewas tiga orang. Mereka lagi bekerja untuk pengerjaan pemasangan pipa air limbah," kata pekerja lainnya, Yanto (31), saat ditemui di lokasi kejadian.

Menurut Yanto, para pekerja itu turun dari titik pengerjaan proyek yang berada di  sebuah lahan kosong pada pukul 00.30 WIB. Lokasi lahan berada di Jalan Soekarno Hatta atau tepatnya belokkan Jalan Pasirluyu.  

Sebelum masuk ke gorong-gorong berupa pipa beton berdiameter 1 meter, pekerja harus melewati bangunan berbentuk kotak yang berada di atas permukaan tanah  pada lahan itu. Kotak berdinding kayu ini memiliki kedalaman 8 meter serta panjang  5 meter dan lebar 4 meter.

"Mereka turun pakai tangga. Lalu masuk ke gorong-gorong yang letaknya di bawah aspal Jalan Soekarno Hatta. Saya tidak tahu persis kejadiannya seperti apa. Pukul 02.30 WIB tadi, tiba-tiba terdengar teriak minta tolong yang asal suaranya di kotak itu," ujar Yanto.

Sejumlah pekerja yang berada di atas bergegas menolong lima rekannya. Tubuh kelima orang pekerja itu berhasil diangkat pada pukul 03.00 WIB. Dua pekerja yang belum diketahui identitasnya dalam kondisi selamat. Sementara tiga pekerja lainnya tewas diduga kehabisan nafas. Kejadian tersebut segera dilaporkan ke polsek setempat.

"Dua yang selamat dan tiga jenazah yang tewas dibawa pakai ambulans RS Hasan Sadikin (RSHS) sekitar pukul 05.00 WIB. Saat ini beberapa perwakilan pekerja sudah menemani di RSHS," tuturnya.

Informasi yang dihimpun, proyek pemasangan pipa air limbah di Jalan Soekarno Hatta itu sudah berlangsung empat bulan lalu. Pekerja bekerja tak kenal waktu. "Pekerja itu kerjanya mulai siang hingga pagi dini hari," ujar salah seorang warga yang tinggal di sekitar lokasi kejadian yang enggan disebut namanya.

(bbn/ern)