Hal itu diungkapkan Sendy disela-sela acara Parade Batik Terpanjang, di acara Car Free Day, Jalan Ir Juanda, Minggu (3/10/2010).
"Kami akan mulai membangun sistem IPAL yang sederhana untuk menghindari pencemaran lingkungan," ujar Sendy. Lima daerah yang akan jadi daerah proyek percontohan tersebut yaitu di Cirebon, Indramayu, Tasikmalaya (kabupaten dan kota), dan Garut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sendy, jangan sampai gaung penggunaan batik tidak diikuti dengan kepedulian lingkungan atas dampak yang ditimbulkan. "Jangan sampai, kita terus menggaungkan produksi dan penggunaan batik tapi tidak memperdulikan dampak lingkungannya. Jadi kita harus memperhatikan mulai dari permodalan, proses, promosi, pemasaran hingga dampak bagi lingkungan hidupnya," jelasnya.
Ditambahkan Ketua Harian YBJB, Komarudin Kudiya, sistem IPAL yang akan dicoba pada sekitar 5 orang perajin dari 5 kabupaten dan kota di Jabar itu akan dibuat sederhana. Pembuatan sistem IPAL tersebut dibantu oleh Indonesian Power dengan anggaran sebesar Rp 50 juta.
"Alatnya sederhana, menggunakan koagulan, penjernih, ijuk, batu karang dan lainnya. Dengan ukuran sekitar 3 meter kali 3 meter, dan kedalaman 2 meter, limbah cair akan diolah terlebih dahulu. SEhingga ketika keluar, sudah jernih," katanya.
Komar, begitu ia akrab disapa, yang juga merupakan perajin batik itu juga mengaku telah menggunakan sistem IPAL seperti itu selama 5 tahun belakangan. (tya/ors)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini