Seperti Ika (21) pemilik counter handphone ini mengaku membuka jasa penyewaan charger karena melihat banyaknya penumpang kereta api yang sering menanyakan apakah bisa ikut men-charge atau tidak.
"Ramainya mulai H-4. Para pemudik yang batere handphone-nya habis atau nge-drop bisa datang ke counter untuk nge-charge," ujar Ika saat ditemui di Stasiun Kiaracondong, Rabu (8/9/2010).
Tarif sekali charge Rp 2.000. Beragam charger dari berbagai tipe hp pun tersedia. "Sekali charge itu Rp 2 ribu sudah sampai penuh," katanya.
Senada dengan Ika, pemilik counter lainnya Kartini (35) juga mengaku counternya ramai didatangi pemudik yang ingin men-charge handphone.
"Perhari bisa 50 orang lebih yang mencharge handphone. Biar tidak tertukar, kami berikan nomor," jelas Kartini.
Menurut Kartini yang sudah 5 tahun di Stasiun Kircon, ide awal penyewaan charge berawal dari banyaknya penumpang yang menanyakan charger, bahkan sebelum mudik. Akhirnya para penjual pulsa di stasiun tersebut pun sepakat membuka penyewaan charger dengan tarif yang sama.
Dibandingkan hari biasanya, pada musim mudik, jumlah konsumen meningkat pun jumlahnya. Counter mereka pun kini buka 24 jam.
"Kalau hari biasa paling cuma 5 org per hari," katanya.
Pengguna jasa penyewaan charger, Susi (23) mengaku terbantu dengan jasa ini. "Kebetulan sekali handphone saya sudah mulai habis. Baterenya tinggal setengahnya. Charger sih bawa tapi nge-drop," tutur Susi yang mengaku akan mudik ke Ngawi dan selama ini bekerja menjadi baby siter di daerah Rajawali Bandung.
Pantauan detikbandung, para pemilik counter memiliki lebih dari 5 unit charger untuk berbagai tipe handphone. Masing-masing counter biasanya memiliki 4 hingga 5 lobang steker.
(tya/ern)