Sebanyak 40 penumpang disandera kawanan teroris di Bandara Husein Sastranagara, Kota Bandung, Rabu (30/6/2010). Diketahui teroris yang berada di pesawat komersil jenis boing 737-200 yang berada di landasan itu berjumlah tiga orang dan mengaku jaringan Noordin M Top.
Pasukan Detasemen Bravo Paskhas yang sudah mengetahui pesawat itu disusupi teroris saat berada di udara, bersiaga penuh di sekitar bandara. Menghindari aksi nekat teroris kepada penumpang yang semuanya dewasa ini , negosiasi pun dilakukan melalui alat komunikasi antara seorang teroris dan salah satu negosiator. Tuntutan teroris ialah meminta rekan-rekannya yang ditahan di Nusakambangan dibebaskan.
Saat komunikasi itu berlangsung, terdengar suara tangis sebagian penumpang. Bahkan, penumpang syok dan berteriak-teriak ketakutan. "Kami jaringan Noordin M Top. Kalau tidak memenuhi tuntutan kami, maka penumpang akan dibunuh satu-persatu. Jangan mengulur-ulur waktu," ujar salah satu teroris yang mengaku bernama Daud Penantian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suara tangis dan histeria penumpang pun kembali terdengar. Teroris meminta kepada negosiator agar bahan bakar minyak pesawat ditambah untuk kebutuhan perjalanan selanjutnya. Permintaan ini dipenuhi.
Singkat cerita, negosiator gagal merayu teroris yang dilengkapi senjata api dan bersiap menebar ancaman serius. Tak mau berlama-lama, puluhan pasukan Detasemen Bravo Paskhas bersenjata lengkap tampak merayap dan merangsek ke dalam pesawat.
Dor! Sniper meluncurkan timah panah ke arah ruangan pilot dan mengenai seorang teroris. Penyergapan ini mengakibatkan dua teroris mati terkena tembakan, sementara satu teroris ditangkap hidup-hidup.
Seluruh penumpang selamat dalam peristiwa tersebut. Namun, tak disangka, salah seorang penumpang yang masih satu kawanan teroris, mencoba melarikan diri. Teroris ini ditangkap setelah sebelumnya berhasil dikejar dan digigit anjing. Selain itu, pasukan juga menemukan bahan peledak yang tersimpan di dalam pesawat itu.
Begitulah skenario adegan latihan Penanggulangan Gawat Darurat (PGD) atau latihan antiteror yang berlangsung di Lanud Husein Sastranegara. Latihan ini melibatkan personel Lanud Husein Sastranegara dan Detasemen Bravo Paskhas.
"Latihan ini melibatkan sekitar 155 personel. Tujuan latihan ini untuk melatih dan meningkatkan kesiapsiagaan mengatasi terjadinya pembajakan di dalam pesawat yang dilakukan teroris," kata Komandan Pangkalan TNI AU Husein Sastranegara Kolonel Penerbang Asep Adang Supryadi di lokasi latihan.
Sementara itu, Komandan Detasemen Bravo 90 Letkol Psk M Juanda mengatakan pasukannya tersebut memang disiapkan untuk mencegah dan menangulangi aksi pembajakan di bandara.
"Pasukan Detasemen Bravo ini siap menanggulangi kondisi gawat darurat seperti kejadian pembajakan pesawat di seluruh bandara yang ada di Indonesia," terangnya.
(bbp/tya)











































