Hal itu dikatakan Mantan Rektor ITB Djoko Santoso kepada wartawan di Gedung Basic Science ITB, Jalan Ganesha, Jumat (21/5/2010). "Nggak ngaruh kok. Malah ada prodi yang peminatnya sampai 8.000 padahal hanya disediakan 40," tuturnya padahal hanya disediakan 40," tuturnya.
Apalagi, lanjutnya, di beberapa lembaga survey lainnya yang juga mendata rangking perguruan tinggi, ITB tetap unggul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djoko menilai hasil survei QS topuniversities yang menempatkan ITB di posisi 113 tak relevan. Dia beranggapan QS hanya mencari sensasi.
"Ini hanya media mencari sensasi saja, kita (ITB-red) yang dibuat main-main. Motifnya dagang," kata Djoko kepada wartawan saat ditemui di Gedung Basic Science ITB, Jalan Ganesha, Jumat (21/5/2010).
Hasil survei dari QS dinilai Djoko kurang proporsional jika dijadikan acuan. "Ya bahaya kalau yang motif dagang dipakai standar, kecuali kalau komparasi seimbang," tandasnya.
Lembaga survey QS di situs www.topuniversities.com, dituliskan ITB menempati urutan ke 113 rangking universitas di Asia. Sedangkan peringkat tahun lalu ITB berada di rangking 80. Sementara itu Universitas Indonesia menempati posisi ke-50, Universitas Gajah Mada ke-85 dan Universitas Airlangga di peringkat 109.
(tya/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini