Sedangkan hari ini, Kamis (22/4/2010), empat pilar ITB yaitu rektorat, senat akademik, Majelis Guru Besar, dan Majelis Wali Amanah telah melakukan rapat pembahasan atas laporan atau rekomendasi yang telah diberikan oleh dekan STEI Prof Dr Ir Adang Suwandi Ahmad.
"Keputusan baru akan diumumkan besok. Empat pilar ITB akan hadir semua," ujar Rektor ITB Akhmaloka kepada wartawan usai melakukan rapat di Gedung Rektorat ITB Jalan Taman Sari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangankan tiga dosen pembimbing, seluruh dosen dan sistem di ITB juga akan diputuskan dan diumumkan besok," tuturnya.
Dalam rapat pagi ini, ujar Akhmaloka, rektorat meminta masukan pada tiga pilar ITB lainnya. Hal itu dilakukan agar ITB tidak keliru dalam mengambil keputusan.
"Dalam mengambil keputusan jangan sampai keliru, seperti keliru yang kemarin," ujarnya.
Sedangkan laporan atau rekomendasi yang diberikan dekan STEI lebih bersifat tekhnis. "Laporannya seputar ada atau tidaknya unsur plagiat dan seberapa parah plagiat dalam disertasi yang bersangkutan (Zuliansyah-red)," ucap Akhmaloka.
Heboh plagiarisme doktor-doktor ITB ini berawal dari situs ieeexplore.ieee.org.
Disebutkan, makalah berjudul '3D Topological Relations for 3D Spatial Analysis' yang dibuat oleh 4 doktor ITB yaitu Mochammad Zuliansyah, Prof. Dr. Ir. Suhono Harso Supangkat, M.Eng, DR. Ir. Yoga Priyana, dan DR. Ir. Carmadi Machbub adalah plagiat.
Makalah ini dipublikasikan dalam Konferensi IEEE tentang ini Cybernetics and Intelligent Systems pada 2008, di Chengdu, China. Makalah ini hampir seluruhnya menduplikasi makalah lain. Teks asli dikopi tanpa menyebut sumber.
Makalah asli yang dijiplak dibuat Siyka Zlatanova, dan sudah dipublikasikan dalam 11th International Workshop on Database and Expert System Applications, terbitan tahun 2000 silam. Alias 8 tahun sebelum 4 doktor ITB ini menerbitkan makalahnya.
(ema/ern)