Berdiri pada 1949, kiprah Sawargi ibarat band gaek yang sudah merasakan asam garam. Tempat cukur yang dicetuskan pendirinya yaitu almarhum H. Ero Saefulloh, bergerak turun temurun hingga detik ini. Menginjak usia 61 tahun di 2010, sudah tiga generasi yang mewarisi usaha tempat cukur tertua di Kota Bandung ini.
"Bisnis ini akan terus dijalani turun temurun hingga akhir hayat. Sekarang generasi cucu yang meneruskan. Semoga sampai cicit dan seterusnya tetap bertahan," ujar Risyad Erawan (34), saat berbincang dengan detikbandung, mengungkapkan, sang kakek yang juga pejuang β45 meminta kepada turunannya agar menjaga jasa usaha cukur khusus pria ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perkembangan zaman membuat pengelola Sawargi harus bersaing dengan bisnis serupa yang berkonsep modern. Maka itu, kata Risyad, fasilitas yang ditawarkan tak hanya cukur rambut saja, tapi ada cukur jenggot, kumis, hingga cat rambut.
"Keunggulan di Sawargi ialah bersuasana tempo dulu. Pokoknya, konsep ini tidak bakal diubah sampai kapanpun," tandasnya.
Selain itu, tutur Risyad, di tempatnya tersebut memegang rasa teguh kekeluargaan ke setiap konsumen. "Sawargi itu kalau dalam bahasa Indonesia memiliki arti satu keluarga atau sekeluarga. Jadi konsumen, pekerja dan pengelola itu dianggap keluarga," terang Risyad. (bbn/ern)