dipasangi kantung tersebut.
Hal itu dikatakan Sekretaris Medis dan Korrdinator Asosiaasi Ostonomy Indonesia, dr. Adityawati Ganggaiswari, M. Biomed, usai Media Roadshow 'Cegah KAnker Usus Besar dengan Gaya Hidup Sehat', di Hotel Holiday Inn, Jalan Ir. Juanda, Sabtu (17/4/2010).
"Banyak juga anak muda yang memilih pasrah daripada harus hidup dengan dipasangi kantung stoma yang dinilainya dapat mengganggu aktifitas sehari-hari," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, sejak Yayasan Kanker Indonesia melakukan sosialisasi ostonomy, lambat laun stonomate tersadarkan dan mampu menjalankan aktifitas harianya seperti biasa. "Sekarang tidak banyak, hanya beberapa. Saya tidak tahu berapa angka pastinya," kata Adit.
Dalam kesehariannya, stonomate dipasangi kantung stoma yang ditempelkan di perut bagian kiri untuk membantu saluran pembuangan yang sudah dipotong karena terserang kanker usus besar.
Adit menjelaskan, di awal penyadaran perlunya menggunakan kantung stoma pasien cenderung resisten untuk memasang kantung. Hal itu dikarenakan akan mengganggu aktifitas pasien. "Mereka takut bagaimana kalau bocor dan menimbulkan bau sehingga membuat mereka malu," jelasnya.
Yayasan memiliki trik tersendiri untuk membantu penyadaran dan keamanan menggunakan kantung stoma. Yaitu dibantu oleh ostonomate yang meyakinkan keamanan dari kantung stoma dalam sosialisasinya.
Sementara itu, Spesialis Bedah dan Konsultan Bedah Digestif, dr. Kiki Lukman M.Sc., SpB-KBD, mengatakan saat ini RS Hasan Sadikin hanya memiliki lima perawat
yang membantu memberikan konsultasi bagi ostonomate dalam penggunaan kantung stoma. Termasuk juga membantu psikologis pasien dalam meyakinkan penggunaannya.
Ditambah lagi, harga kantung yang tidak bisa dikatakan murah. Satu pak kantung stoma bisa mencapai Rp 500 ribu untuk 10 kantung. "Kalau tidak benar memasangnya
akan berakibat satu hari bisa dua-tiga kali memasang, maka dari itu harus didampingi," kata salah seorang perawat khusus ostonomate, Nunung Nurhayati.
Sementara itu, salah seorang ostonomate, Nining (38) cukup lega dengan adanya kantung stoma. Dia mampu beradaptasi dengan terpasangnya kantung di perutnya. "Seperti anda lihat sekarang, seolah-olah saya bukan seorang ostonomate,"
katanya.
(ahy/dip)











































