e-Broadcasting Institute (eBI) misalnya, sebagai lembaga independen penyedia layanan teknologi Radio 2.0 menyebut industri radio sudah memasuki revolusi.
Dengan teknologi Radio 2.0, siaran radio akan dapat dinikmati pendengar secara analog (AM/FM), digital, internet & mobile (live streaming dan podcasting) dan situs jejaring (facebook, twitter, dll).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya cara mendengarkan radio saja yang dikembangkan dengan Radio 2.0. Bagaimana pekerja di stasiun radio berkoordinasi, monitoring pemasang iklan, hingga pengawasan siaranpun dapat dilakukan secara realtime.
"Teknologi tersebut memungkinkan siaran streaming, podcasting, dan semua data yang dibutuhkan stakeholder dapat diperoleh secara online, realtime," jelasnya.
Selama ada koneksi internet, pekerja di radio dapat memanage dan memonitor seluruh kegiatan siaran, mulai dari perencanaan materi siaran, jadwal iklan, hingga susunan lagu.
"Semua orang hampir tidak perlu lagi ke studio untuk mengatur siaran. Hanya penyiarnya saja yang datang," tambahnya. Dengan begitu, pekerja di radio dapat lebih fokus pada peningkatan kualitas siaran.
(tya/ema)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini