Satpol PP dan Diknas Kota Bandung benar-benar melaksanakan razia pelajar yang ngenet di jam sekolah. Aksi ini dianggap bisa membuat anak sekolah takut datang ke warnet lagi.
"Anak-anak pasti takut buat ke warnet lagi. Walaupun tidak tertangkap tangan, mereka trauma dan akan menghindari warnet," ujar Supervisor Warnet Kubus Setiabudhi, Nur Hidayat kepada detikbandung, Senin (22/2/2010).
Hidayat menyayangkan aksi razia yang dilakukan oleh Satpol PP dan Diknas ini tidak dikoordinasikan terlebih dahulu dengan pihak pengelola warnet. "Baiknya koordinasikan dulu lah dengan semua pihak terkait. Warnet, sekolah, bahkan orang tua siswa. Jangan kayak gini," katanya menyayangkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hidayat juga menambahkan, bahwa di tempatnya sudah memiliki peraturan khusus bagi konsumen pelajar yang masih mengenakan seragam sekolah. Jika ada konsumen pelajar yang masih mengenakan pakaian sekolah, pihaknya selalu bertanya mengenai statusnya saat itu. Apakah masih jam sekolah atau tidak.
"Tapi mereka pasti menjawab sudah pulang. Jadi susah bagi kita untuk melarang. Kita nggak tau benar atau tidak mereka sudah pulang sekolah. Kan jam sekolahnya juga beda-beda," ungkapnya.
Warnet Kubus merupakan jaringan warnet terbesar di Bandung. Selain di Jalan Setiabudhi, Kubus ada di Jalan Dago, Jalan Suci dan kawasan Jatinangor. "Memang pelanggan kami mayoritas mahasiswa. Tapi tidak sedikit pula yang pelajar," kata Hidayat.
Rencananya ada 37 warnet yang akan disisir oleh Satpol PP dan Diknas Kota Bandung mulai Senin, 22 Februari 2010. Razia dilakukan karena diduga pelajar Kota Bandung kerap bolos sekolah di warnet.
(afz/bbp)











































