Kampanye Bahasa Sunda, Mahasiswa Sastra UPI Turun ke Jalan

Kampanye Bahasa Sunda, Mahasiswa Sastra UPI Turun ke Jalan

- detikNews
Minggu, 21 Feb 2010 10:59 WIB
Bandung - Sekitar 300 mahasiswa dari BEM HIMA Pendidikan Bahasa Jeung Sastra Sunda (BEM HIMA Pensastrada) UPI melakukan aksi turun ke jalan, Minggu (21/2/2010). Aksi ini dilakukan dalam rangka kampanye Poe Bahasa Indung (Hari Bahasa Ibu) Internasional.

Aksi yang dismulai seitar pukul 9.30 WIB ini dimulai dari Kampus UPI yang kemudian dilanjutkan di depan Riau 11, Balai Kota, dan mal BIP.

Menurut Ketua Himpunan yang juga koordinator aksi, Dadang Nasuha, aksi ini merupakan wujud kepedulian mahasiswa dan generasi muda terhadap bahasa ibu. Sekaligus peringatan Hari Bahasa Ibu Internasioanal yang jatuh pada 21 Februari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya aksi ini adalah aksi bahasa ibu internasional, karena kita warga sunda maka kita ubah jadi kampanye poe bahasa indung internasional," ujar Dadang saat ditemui disela-sela aksi di depan Mal BIP Jalan Merdeka, Minggu (21/2/2010).

Dadang menambahkan aksi ini juga bertujuan menyadarkan masyarakat khususnya generasi muda agar tidak minder dalam menggunakan bahasa sunda dalam pergaulan sehari-hari.

"Sekarang banyak orang yang minder, terutama generasi muda untuk berbicara dengan bahasa sunda, padahal mereka semua adalah orang sunda. Lewat aksi ini kita ingin menyuarakan kalau bahasa sunda tidak kalah populer dengan bahasa2 lainnya," tuturnya.

Dalam aksi ini para mahasaiwa membawa sejumlah poster diantaranya bertuliskan, 'I Love Sunda' dan 'Facebook-an Make Basa Sunda'. Selain itu para mahasiswa juga membagikan bunga kertas yang diselipkan leaflet tentang peringatan hari bahasa ibu.

"Kenapa kita bagikan bunga dan stiker, karena kita merasa masih bayak yang belum tahu kalau hari ini adalah hari bahasa ibu. Kalau dikemas seperti ini kan menarik, jadi masyarakat bisa lebih peduli dengan bahasa daerahnya sendiri," terang Dadang.

Sambil membagikan bunga, mahasiswa juga melakukan aksi teatrikal seperti memainkan alat musik Bangkong Reang, alat musik bambu yang dimainkan bersama-sama dengan menampilkan permainan tradisional seperti egrang dan oray-orayan (ular-ularan-red).

"Kita menampilkan ini, karena bagi kami bahasa sunda tidak hanya bicara dengan bahasa sunda, tapi juga di dalamnya ada berbagai eleman lain seperti alat musik dan juga permainan tradisional yang semakin kesini semakin jarang diminati," jelasnya.

Rencananya setelah melakukan aksi, pukul 12.00 nanti akan melakukan aksi serupa di gedung sate. Mereka melakukan aksi dengan menggunakan busana tradisional seperti kebaya, sementara peserta aksi yang laki-laki kebanyakan menggunakan menggunakan ikat kepala khas sunda. (tya/tya)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads