Lukisan-lukisan yang ia bakar berukuran berukuran 30 x 30 sentimeter hingga 2 x 1,5 meter. Masing-masing lukisan dikerjakan dalam waktu setengah hari hingga satu bulan, sejak 2003 hingga 2009.
"Justru yang paling cepat bikinnya adalah yang paling besar ukurannya," ujar Ardikana saat berbincang dengan detikbandung di studionya, Jumat (12/2/2010).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua terekam dalam lukisan-lukisan itu," ujar pria brewokan ini.
Namun kenapa 100 lukisan itu yang ia bakar? Alasannya karena semua lukisan itu adalah lukisan "milik pribadi"-nya. Ia mengaku memiliki sekitar 200 lukisan, namun lebih dari setengahnya telah ia hadiahkan untuk istri, anak-anak juga galeri tertentu.
Dengan membakar semua karya miliknya, sisa lukisan di studio sekaligus galerinya hanya tinggal lukisan-lukisan yang telah dipesan, juga yang sudah ia rencanakan untuk dipamerkan di beberapa galeri.
"Yang saya bakar benar-benar milik pribadi. Kini saya mulai dari nol lagi," tuturnya tanpa melepas senyum sumringahnya.
Kini abu dari lukisan disimpan di sebuah pot plastik berwarna coklat berdiameter sekitar 40 sentimeter. Pot tersebut ditancapi bambu dengan lembaran kertas bertulisan tangan di atasnya. Kertas-kertas ini berisi dukungan moril dari istri dan ketiga anaknya. Ia berencana menyimpannya sebagai kenang-kenangan yang telah merekam perjalanan hidupnya dalam berkarya.
"Akan saya simpan di tempat ini (studionya, red) sebagai kenang-kenangan," tutup Ardikana. (lom/lom)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini