"Tergantung kepercayaan. Teknologinya kan kita bisa beli. Kemudian kita urai dan pelajari untuk kita produksi. Yang penting kepercayaan diberikan dulu, deh," ujar Dirut Pindad, Adik Avianto Sudarsono, kepada detikbandung usai acara ITB Fair, Minggu (7/2/2010) malam.
Diakui Adik, hingga kini pihaknya baru sebatas riset. Belum ada penggunaan roket sebagai senjata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adik juga menambahkan, jika roket tersebut dipasang diperbatasan NKRI, maka tidak ada lagi cerita pemindahan patok perbatasan dan penerobosan wilayah NKRI.
"Bukan untuk mengajak perang. Tapi kalau perbatasan sudah dipasang maka bisa resah semua. Ancaman akan datang karena jarak tembakannya roket," katanya.
Tapi tentunya ini bukan hal yang mudah. Bagi Adik, perusahaan yang dipimpinnya seyogyanya adalah pelayan TNI untuk memenuhi kebutuhan taktis. Untuk membuat senjata, amunisi ataupun alat tempur, pihaknya harus lulus uji dari TNI.
"Perlu disadari oleh publik bahwa masuk ke Dephan harus melalui proses sertifikasi. Semuanya dilihat. Kontrak TNI harus lulus uji. Belum lulus, ya berarti belum lulus kontrak," katanya.
(afz/bbp)











































