"Ada 4 lokomotif yang mengalami kaca pecah cukup parah," kata Direktur Operasi PT. Kereta Api (Persero) Bambang Irawan dalam rilis yang diterima detikbandung, Selasa (25/1/2010).
"Selain itu, terdapat kerusakan kaca pecah pada sejumlah ruang Pemimpin Perjalanan Kereta Api (PPKA) seperti Sragen, Purwosari, Solo Jebres Delanggu dan Ruang Penjaga Pintu Perlintasan," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahkan awak KA dan petugas KA seperti masinis, petugas pelayan kereta api (plka), penjaga pintu perlintasan (pjl), polisi khusus kereta api (POLSUSKA) dan aparat kepolisian yang mengawal ada yang mengalami luka akibat insiden pelemparan batu antara Bonek dan masyarakat," kata Bambang.
Dijelaskannya, Kereta Api yang mengalami kerusakan paling parah adalah rangkaian KA Pasundan, KLB (Kereta Api Luar Biasa) Bonek, KA Kahuripan dan KA Gaya Baru Malam Selatan. Kereta Api lain yang ikut menjadi sasaran pelemparan, antara lain KA Sritanjung, KA Logawa, KA Senja Kediri, KRDI Madiun Jaya, KA Bima dan KA barang (BBM), yaitu KA Pasundan, KLB, KA Gaya Baru Malam dan KA BBM.
Kejadian tersebut berawal saat keberangkatan rombongan tanggal 23 Januari dari Surabaya menuju Bandung menggunakan KA Pasundan. Sempat terjadi insidenΒ yaitu dengan aksi pelemparan, perusakan dan penjarahan di beberapa stasiun sepanjang Solo Jebres sampai dengan Purwosari, yang merupakan Wilayah Daerah Operasi 6 Yogyakarta.
Akibatnya, tanggal 24 Januari yang lalu, masyarakat yang merasa terganggu dengan ulah bonek tersebut melakukan upaya menghalangi perjalanan KA yang akan lewat dengan berbagai benda dan material seperti bantalan kayu, batu besar dan sebagainya.
Kejadian tersebut akhirnya dapat diantisipasi berkat kerjasama antara petugas KA dan aparat keamanan demi berjalannya operasional KA dan keselamatan penumpang lainnya.
(ahy/lom)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini