"SIM asli terlebih dahulu dijiplak dengan alat scan. Setelah itu, diedit di komputer," ungkapnya kepada wartawan di Mapolwitabes Bandung, Senin (4/1/2010).
Selanjutnya, kata dia, data-data para korban seperti foto dan contoh sidik jari dimasukkan ke program editing gambar. Sidik jari para korban itu, ucap Pranoto, sebelumnya diminta perantara dengan cara membubuhkan di selembar kertas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah diedit, lalu saya masukan identitas pembuat SIM palsu ini," imbuhnya.
Menurut Pranoto, setelah semua rampung, gambar tersebut lalu diprint dengan menggunakan bahan kertas printable card. "Setelah beres, SIM palsu diberikan ke pemesan yang saya serahkan kepada perantara," ujarnya.
Satreskrim Polwiltabes Bandung meringkus empat komplotan pembuat SIM palsu golongan A dan C yang beroperasi di Kota serta Kabupaten Bandung.
Keempat tersangka itu terdiri dari pembuat SIM yaitu WG Pranoto (49) serta tiga orang perantara yakni Denny Yusdiana (37), Karna (26) dan Dudung (35).
(bbp/avi)











































