Bahkan Awang mengatakan penulis buku '2012' termasuk kedalam golongan pseudosains. "Buku dan film ini memang terlihat seperti sains, padahal bukan. Masyarakat harus lebih hati-hati karena buku dan film ini tidak ada dasar ilmiahnya," ujarnya saat ditemui usai 'Mysteri of 2012' di Auditorium Geologi, Jalan Diponegoro, Kamis (26/11/2009).
Dikatakan Awang, isu kiamat 2012 seperti yang disebutkan dalam buku dan film itu merupakan isu yang sengaja dihubung-hubungkan oleh para penulis barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karenanya, Awang mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dalam membaca buku atau film '2012'. "Diharapkan masyarakat tidak menelan bulat-bulat informasi yang didapat dari film dan buku tersebut," kata Awang.
Lebih lanjut Awang mengatakan, Suku Maya sendiri tidak begitu tertarik dengan isu kiamat 2012. Karena menurut Suku Maya modern, mereka menganggap isu kiamat 2012 itu tidak relevan, karena saling bertolak belakang dengan temuan Suku Maya lainnya.
Dituturkan Awang, kalender yang menyebut siklus Suku Maya akan berakhir pada siklus ke-13 atau tahun 2012. Namun di kalender lain ada yang menyebutkan perhitungan suku maya berakhir pada siklus ke-20.
"Ini adalah isu yang sengaja dinaikkan, dengan isu tersebut, buku dan film menjadi laku," ujar Awang.
(avi/ern)