"Konsepnya mirip dengan olimpiade di luar sana yang sudah lama diselenggarakan. Hanya saja disini pertandingannya adalah permainan tradisional dan ketangkasan fisik dari Jawa Barat,"tutur Kadisparbud Jabar Herdiwan Iing Suranta, ketika ditemui wartawan saat pembukaan Alimpaido di Monumen Perjuangan, Jalan Dipatiukur, Jum'at (31/10/2009).
Menyoal pemakaian nama, Herdiwan menuturkan nama tersebut berasal dari bahasa Sunda yang berarti tidak mau disalahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu Herdiwan berharap dengan adanya acara ini, generasi muda dan masyarakat modern tidak lagi asing dengan berbagai permainan dan olahraga tradisional.
"Generasi baru sekarang jarang yang mengenal permainan-permainan jaman dahulu, makanya kami mencoba mensosialisasikan kembali lewat acara ini," imbuh Herdiwan.
Jumlah pemainan tradisional yang dikompetisikan ada lima cabang yaitu Jajangkungan, Kelom Batok, Rorodaan, Engkle dan Sorodot Gaplok.
"Kita sengaja memilih permainan yang umum dimainkan di tiap-tiap daerah. Untuk menghindari satu daerah bisa main dan lainnya
tidak," imbuh Herdiwan.
Sejauh ini, apresiasi masyarakat terhadap kompetisi yang diadakan mulai 30 hingga 31 Oktober 2009Β di Momumen Perjuangan Jl Dipati Ukur
ini cukup tinggi, diikuti 200 peserta dari 24 Kabupaten dan kota se-Jabar.
"Yang tidak mengirimkan delegasi hanya Kabupaten Purwakarta dan Kota Banjar," ujar Herdiwan.
Dalam kompetisi ini, peserta memperebutkan Piala Gubernur Jawa Barat dan uang kadeudueh untuk juara 1 hingga 4.
(dip/ern)