Ditemui di SDN Sukamanah di Kampung Citereh Hilir, Desa Sukamanah, Rabu (30/9/2009), Ketua Komite Sekolah Asep Supriatna mengatakan, dari 11 ruang kelas yang ada, sebanyak 3 kelas rata dengan tanah dan sisanya sudah tidak layak ditempati pasca gempa yang mengguncang Jabar beberapa pekan lalu.
"Kalau dari pemerintah belum datang juga sampai sekarang, tapi beruntung ada LSM yang kasih bantuan kelas bambu," kata Asep.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Asep Supryatna mempertanyakan dua bantuan kelas dari lurah setempat yang berbahan kayu bekas. "Dalam perjanjian seharusnya dibangun kelas dari bambu, kenapa sekarang malah menggunakan kayu bekas yang seharusnya disimpan di gudang," ujar Asep. Rencananya dua gedung tersebut akan disiapkan di dalam halaman sekolah.
Ruang kelas yang berukuran 5mX5m disiapkan di sebuah lahan kosong yang berada tepat di depan sekolah. Keempat ruang tersebut diperuntukan untuk kelas 1 sampai kelas 4. "Kelas 5-6 diusahakan menggunakan dua ruang kelas yang dinilai masih laik," ujar Asep. Jumlah murid SDN Sukamanah sendiri berjuah 215 murid.
Sementara itu pihak MTs-MA Islahul Amanah yang berada di Jalan PTPN VIII kertamanah, menyayangkan sikap pemerintah yang dinilainya lamban untuk membantu sekolah. Terlebih jalur birokrasi sekolah yang harus berkoordinasi dengan Departemen Agama dan bukan Departemen Pendidikan.
"Harusnya siapa saja yang mau membantu, karena ini terkait dengan proses KBM," kata Humas MTs-MA Ade Hilman saat ditemui detikbandung. (ahy/ern)