Murid Berharap Belajar Bisa Kembali Normal

Korban Gempa 7,3 SR

Murid Berharap Belajar Bisa Kembali Normal

- detikNews
Rabu, 30 Sep 2009 14:47 WIB
Bandung - Pasca kejadian gempa 7,3 SR yang mengguncang Jabar, murid sekolah terpaksa diliburkan dari proses KBM. Saat masuk sekolah seperti hari ini, para siswa pun terpaksa di tenda darurat yang disebut sekolah alternatif. Siswa berharap mereka dapat berlajar seperti biasanya.

Dede Rosmiati (14), sedikit ragu untuk masuk gerbang kompleks sekolah SMP Pasundan Pangalengan di Jalan Raya Pangalengan. Siswi kelas 2 ini tidak tahu apakah proses belajar akan dilakukan seperti biasa atau tidak. Namun keraguannya itu kemudian hilang, suara Kepala Sekolahnya memanggil melalui pengeras suara yang meminta seluruh murid SMP untuk masuk dan berkumpul di tenda sekolah alternatif.

Tujuh unit tenda sumbangan LSM berukuran 2mX5m dan di tempatkan di lapangan sekolah itu disediakan khusus untuk para murid sekolah. Bukan hanya SMP Pasundan Pangalengan saja yang menempati komplek di sana, SDN Pangalengan 1 dan Pangalengan 3 tumplek di satu tempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Total kelas di sini ada 24 ruang kelas, semuanya termasuk ke golongan rusak berat," kata Kepsek SDN Pangalengan 1 Ngatmin saat ditemui di detikbandung, Rabu (30/9/2009).

Dari pantauan di lapangan, hampir seluruh kelas yang ada di sana dalam keadaan rusak. Beberapa kelas tidak memiliki atap karena ambrol saat diguncang gempa, bahkan terlihat pula dinding kelas yang miring.

Ngatmin mengatakan, saat ini proses belajar belum bisa dilaksanakan normal, "Makanya kita sosialisasikan ke murid untuk pelaksanaan sekolah alternatif," kata Ngatmin.

Senada dengan Ngatmin, Kepsek SDN Pangalengan 3 Warsiah Rigiani mengatakan dalam kesempatan pertemuan pertama kalinya dengan para murid pasca gempa lebih banyak mensosialisasikan proses KBM yang akan dilaksanakan murid nanti.

"Kita mau lihat kesiapan murid, mereka masih dirundung trauma, bahkan ada yang masih takut untuk masuk rumahnya," kata Wariah.

Di tempat sama, salah satu murid SMP Pasundan Pangalengan Dede mengatakan dirinya pasrah dengan keadaan sekolahnya yang masih terlihat berantakan oleh bongkahan bangunan sekolah yang runtuh.

"Tapi kalau bisa mah cepet selesai, belajar di sini enggak enak, malah enggak bisa konsen, udah panas, gandeng (bising)," katanya.

Kepala Sekolah SMP Pasundan Pangalengan Dede Oneng berharap pemerintah mampu menyelesaikan proses recovery pasca gempa, terutama fasilitas belajar-mengajar.

"Idealnya pemerintah membuatkan tempat sekolah alternatif yang layak untuk belajar, kalau di tenda apalagi digabung kasian dengan muridnya," kata Oneng.
(ahy/ern)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads