Namun bagaimana dengan film animasi produksi anak negeri? Sudahkah kualitasnya bisa disandingkan dengan film animasi produksi luar negeri? Lewat 'Meraih Mimpi' semua pertanyaan-pertanyaan itu terjawab.
"Selama ini anak-anak tahunya hanya film-film animasi luar. Padahal banyak anak bangsa yang mampu menggarap film animasi dengan kualitas yang sama atau lebih
baik dari film-film animasi produksi luar," tutur Nia Dinata, Co-Produser 'Meraih Mimpi' dalam Press Screening & Media Interview di Blitz Megaplex PVJ, Kamis (16/9/2009).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Musik adalah bahasa yang universal dalam menyampaikan pesan. Terlebih ini adalah film anak-anak, tentu kemasannya akan lebih menarik bila disampaikan tidak hanya secara visual yang cantik tapi juga audio yang mumpuni," ujar Nia.
Menyinggung penyebutan 'Meraih Mimpi' sebagai film animasi layar lebar pertama, Nia mengaku bahwa ia bukan ingin menjadi pemenang dari sebuah kompetisi kreasi.
Menurutnya, banyak anak muda bangsa yang sudah mampu menghadirkan film animasi dengan kualitas baik dengan dukungan teknologi terkini. Utamanya mereka yang berasal dari kota besar seperti Bandung dan Yogya. Hanya saja kreasi-kreasi yang dihasilkan masih berupa film pendek.
"Kalau saja ada kesempatan untuk menggabungkan kreasi-kreasi tersebut menjadi sebuah cerita panjang maka hasilnya kurang lebih akan seperti 'Menggapai Mimpi' ini," ujar Nia.
Pemilihan tema kesetaraan gender dan penyelamatan lingkungan dalam 'Meraih Mimpi' juga bukan tanpa alasan. Menurut Nia hal itu karena masih adanya celetukan kalau anak perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, padahal baik lelaki maupun perempuan memiliki hak yang sama dalam bidang apapun.
"Begitu pula dengan lingkungan yang semakin hari semakin tidak keruan. Kami ingin menyampaikan pesan-pesan tersebut lewat hiburan keluarga," ujar Nia.
Lebih lanjut Nia menuturkan, dengan diluncurkannya 'Meraih Mimpi' ini diharapkan bisa mendorong pertumbuhan scene animasi lokal.
"Rencana kami akan menggarap film animasi layar lebar setiap tiga tahun sekali. Namun diluar itu, kami berharap insan perfilman, animasi dan pihak-pihak terkait yang berkecimpung di dalamnya bisa saling mensupport kreasi animasi anak bangsa, sehingga kita tidak terus menumpukan hiburan keluarga pada film dan animasi luar," tandas Nia.
(dip/ema)











































