Menurut Manajer Produksi dan Pengolahan KPBS Asep Rahmat sejak terjadi gempa Rabu lalu KPBS secara otomatis langsung menghentikan produksi ataupun penerimaan susu dari para peternak.
Hal ini dilakukan karena beberapa alat pendukung produksi terkena hantaman runtuhan bangunan pabrik. Misalnya ruang penerimaan susu, laboratorium hingga salah satu mesin pembuat olahan susu juga rusak tertimpa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asep memaparkan ketika gempa terjadi KPBS kehilangan sebanyak 200 ton susu. Ke-200 ton susu tersebut penggabungan dari 3 kali pengiriman yang rata-rata berkisar 73 ton.
Meski proses produksi belum berjalan normal tapi Asep optimis perlahan-lahan produksi dan pemasaran susu akan kembali normal.
"Kalau misalnya satu hari dulu memproduksi 130 ton maka sekarang baru mencapai 120 ton. Tapi kita yakin ini akan bertahap karena peternak mungkin sedang terkena bencana," ujarnya.
Selain proses penerimaan, kendala lainnya pemeriksaan kualitas susu mengingat laboratorium mikrobiologi juga rusak. Ruangan tersebut pun dikosongkan dan dipindahkan ke ruangan lain.
"Pemeriksaan dilakukan secara lakto scan tapi kualitas tetap sama dengan pemeriksaan secara mikrobiologi," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Peternakan Jabar Koesmayadi bersama Menteri Pertanian Anton Apriyantono tengah meninjau lokasi pabrik KPBS yang rusak akibat gempa.
"Tanggap bencana terkait dengan KPBS, kita meminta bagaimana caranya bisa memproduksi. Karena kasihan peternak yang bergantung pada penjualan susu," ujar Koesmayadi. (ema/tya)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini