Indikator tingginya apresiasi terhadap film yang disutradarai Sammaria Simanjuntak ini terlihat saat premier di Blitzmegaplex Paris van Java, Bandung, Selasa (11/8/2009) malam.
Hadir di antara sekitar seratusan undangan Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf. "Kalau kita saksikan sambutannya di luar negeri sangat bagus sekali, saya yakin di Bandung lebih bagus lagi," ujar Dede.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"cin(T)a" menceritakan kisah sehari-hari yang tidak berani diceritakan film lain, khususnya di Indonesia. Cina (Sunny Soon), seorang mahasiswa baru yang belum pernah mengalami kegagalan dalam hidup, yakin bisa mewujudkan impiannya dengan modal iman.
Annisa (Saira Jihan), mahasiswi tingkat akhir yang kuliahnya terhambat karena karirnya di dunia film. Popularitas dan kecantikan membuatnya kesepian, sehingga ia bersahabat dengan jarinya sendiri yang selalu digambari bermuka sedih. Sampai satu hari datang "jari" lain yang menemani.
(T), karakter yang tidak bisa ditebak. Setiap orang merasa mengel-Nya. Setiap karya seni mencoba untuk menggambarkan-Nya, tetapi tidak ada yang benar-benar mampu menggambarkan-Nya.
(T) mencintai Cina dan Annisa, tetapi Cina dan Annisa tidak dapat saling mencintai karena mereka memanggil (T) dengan nama yang berbeda.
"Ini ada satu terobosan dan ide yang besar mengenai hubungan antara ras, suku, agama dll. Yang jelas ini karya yang hebat dari anak bangsa," ujar Dede.
Pun Sammaria yang mulai menggarap film ini sejak 2007, mengakui bahwa "cin(T)a" merupakan wujud kejenuhannya terhadap eros yang mendominasi tema sinema Indonesia.
"Film ini adalah sebuah pertanyaan putus asa saya yang mengajak kita untuk bertanya, 'Kenapa kita diciptakan beda-beda kalau Tuhan hanya ingin disembah dengan satu cara?' Kita butuh bicara! Dan film ini akan memberi kita ruang kejujuran untuk sebuah dialog," jelasnya.
Hal positif lainnya dari film produksi Sembilan Matahari Film serta Moonbeam Creations ini adalah keterlibatan banyak komunitas kreatif seperti band independen asal Bandung, Homogenic yang mengisi soundtrek, serta Invictus sebagai usaha kreatif di bidang fesyen.
"Ini membuktikan bahwa film ternyata bisa menjadi sebuah etalase karta-karya independen, karta kreatif. Ada karya musik, fesyen dan tentunya banyak komunitas lain," ujar Adi Panuntun, produser "cin(T)a" sekaligus CEO dan pendiri PT Sembilan Matahari.
Film "cin(T)a" akan ditayangkan di seluruh jaringan Blitzmegaplex mulai 19 Agustus 2009. Selain itu, film berdurasi 79 menit ini akan tayang juga di Jogja-Netpac Asian Film Festival 2009 dan menjadi film penutup di Indonesian Film Festival di Melbourne, Australia.
(lom/lom)