"Kami sepakat untuk mengalihkan Lingkar Nagreg menjadi terowongan Nagreg. Ini dikarenakan ada bagian jalan yang kemiringannya terlampau besar, jadi tidak aman," tutur Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto kepada wartawan usai membuka Kuliah Umum Kedinasan Program Magister DPU di Pusat Pembinaan Keahlian dan Teknik Konstruksi (Pusbiktek) Departemen Pekerjaan Umum, Jalan Cicabe, Bandung, Senin (27/7/2009).
Djoko menambahkan, idealnya batas kemiringan jalan hanya 6 persen dari batas normal kelandaian jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun begitu, Djoko belum bisa memberikan kepastian kapan terowongan itu akan selesai.
"Saat ini kita sudah menerima rancangan desain dari berbagai pihak. Namun untuk kapan selesainya saya juga belum tahu," tutur Djoko.
Terkait kemacetan yang kerap terjadi di Nagreg tiap lebaran, Djoko menyikapi bila itu adalah hal yang mutlak terjadi.
"Ini tidak hanya di Nagreg. Dimanapun kalau lebaran atau hari besar macet itu pasti ada. Kalau sampai jalanan lancar di hari lebaran atau hari besar lain, berarti kita sudah melakukan pemborosan. Masak bikin jalan hanya untuk satu atau dua hari. Setelah itu kita bisa main bola di sana dong?" seloroh Djoko. (dip/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini