"Kalau dari perubahan warna yang mencolok dan harmoni bisa mengundang perhatian itu kan bagus," ujar Ridwan Hutagalung, Pengasuh Klub Aleut Bandung kepada detikbandung saat dihubungi via telepon, Jumat (24/7/2009).
Menurut Ridwan perubahan warna pada 'tusuk sate' tidak menjadi masalah karena sejak dulu warna pada 'tusuk sate' tersebut tidak menyiratkan makna apapun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ridwan pun membenarkan 'tusuk sate' sejak dulu difungsikan sebagai penangkal petir. "Betul, memang itu penangkal petir," tambahnya.
Jika biasa kita melihat ornamen tiang dengan bulatan berbentuk mirip tusuk sate di Gedung Sate berwarna hitam, kini warnanya berubah menjadi hijau muda.
Menurut Bagian Pelaksana Rumah Tangga Pemprov Jabar Dede Hamam, pengecatan telah berlangsung sejak 19 Juli hingga 21 Juli lalu dengan biaya Rp 5 juta. (tya/ern)