Seperti yang dialami oleh Amalia Mustika Sari pada 30 Juni silam. Amel, demikian dia akrab dipanggil menuturkan kepada detikbandung, Jumat (3/7/2009) saat itu dirinya pergi ke Gedung Kayu di Salman ITB. Seperti biasanya dia selalu parkir di pelataran parkir timur ITB, yang berada di depan Masjid Salman ITB.
Setelah 2 jam kemudian dirinya kembali ke area parkir ITB tersebut melihat motor Honda Supra Fit X miliknya sudah tidak ada di tempatnya. Saat itulah dirinya sadar bahwa kunci motornya tertinggal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak sampai disitu, lanjutnya, oknum petugas parkir tersebut lantas memberikan buku yang sudah berisi hampir setengahnya. Petugas tersebut meminta dirinya untuk menuliskan biodatanya serta mencantumkan jumlah infaq yang akan diberikan.
"Alasannya supaya bisa cepat ketemu motornya. Katanya semakin banyak semakin cepat. Saya melihat-lihat daftar motor hilang yang tertulis disitu, infaqnya bervariasi ada yang Rp 200 ribu, Rp 150 ribu, Rp 40 ribu. Bervariasi," tuturnya.
Setelah menuliskan biodata serta infaq, masih lanjutnya, salah satu oknum petugas parkir yang lainnya pun langsung menghampiri sambil membawa motor Supra Fit X miliknya.
"Karena saat itu perasaan saya campur aduk, antara cemas dan takut karena kehilangan, serta merasa dibohongi, dan diintimidasi, saya hanya bengong dan diam, seperti orang ling lung. Saya pun makin merasa kesal, dan langsung saja memberi uang Rp 100 ribu yang kemudian oleh sang tukang parkir dicium uangnya sebelum dimasukkan ke kotak penyimpanan uang," ungkapnya.
Rupanya pengalaman ini tidak hanya dialami oleh Amel saja. Banyak juga mahasiswa ITB yang mengalaminya. Sebut saja Wisnu. Hampir sama seperti Amel, awalnya kunci motor Yamaha Vega ZR miliknya tertinggal. Setelah berusaha mencari, akhirnya dirinya pun mengadu ke oknum petugas parkir di sana.
"Mereka menyodorkan buku untuk menuliskan biodata seperti nama, alamat dan nomer telepon. Tapi anehnya juga sama mereka saya disuruh menuliskan jumlah infaq yang ingin diberikan. Aneh," katanya.
Wisnu beruntung karena walaupun menuliskan sejumlah infaq namun dirinya enggan menyerahkan uangnya. "Saya langsung pergi saja," tegasnya.
Penelusuran detikbandung, kejadian ini banyak diposting di milis ataupun di forum-forum diskusi. Celakanya, banyak juga mahasiswa ITB yang notabene adalah tuan rumah yang menjadi korban. (afz/ern)