Antara Cina, Tuhan dan Annisa

Antara Cina, Tuhan dan Annisa

- detikNews
Senin, 25 Mei 2009 10:16 WIB
Bandung - Ada apa antara Cina, Tuhan dan Annisa? Pertaliannya yang mungkin juga merupakan cerminan dari kegelisahan massal, coba ditampilkan anak-anak muda Bandung lewat film "cin(T)a".

Isu cinta dalam konteks pluralisme tidak tabu untuk dibicarakan di Indonesia, tetapi juga bukan berarti tidak ada masalah dalam keseharian. Di wilayah sumir ini banyak berdiam masyarakat kita.

Dalam film "cin(T)a", pergumulan ini coba dipertontonkan. Cina (Sunny Soon), mahasiswa semester pertama yang belum pernah gagal, bercita-cita menjadi gubernur Provinsi Tapanuli. Selain karena memang pintar, pemuda yang namanya merupakan hasil kesalahan petugas pencatat akte kelahiran itu, mengandalkan Tuhan untuk mengejar impiannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menjadi salah satu lokasi pembuatan film ini, Cina bertemu dengan Annisa (Saira Jihan). Mahasiswa yang juga pintar, namun terbengkalai kuliahnya karena sibuk main film. Dengan popularitas yang dimiliki, Annisa justru menjadi kesepian. Satu-satunya yang dianggap teman ialah jari telunjuknya bergambar wajah yang sedih. Namun gambar di telunjuk Annisa berubah ceria setelah pertemuannya dengan Cina.

Hubungan Cina dan dan Annisa kemudian menjadi bermasalah bukan karena didebat orang lain. Bom di malam Natal tahun 2000 mendesak mereka untuk mencari jawaban yang mereka inginkan.

Memperkuat alur cerita yang bisa jadi tidak banyak orang menyukainya, mereka-mereka yang menjalankan pernikahan beda agama memberikan testimonial. Di antara mereka ada yang berprofesi sebagai karyawan swasta, pengusaha, seniman, dosen dan lainnya.

Meski mengangkat isu yang cukup sensitif, namun sutradara "cin(T)a", Sammaria Simanjuntak menilai apa yang ditampilkannya tidak untuk mendiskriditkan pihak tertentu. "Kenyataan ini telah menjadi kegelisahan yang dialami dan disikapi banyak orang. Film ini lebih berbentuk pertanyaan," ujarnya yang sedang mempersiapkan premier dan roadshow cin(T)a di Inggris.

Film yang diproduksi Sembilan Matahari ini memang akan lebih dulu bisa dinikmati di beberapa kota di Inggris mulai akhi Mei ini.

"Kita sengaja meluncurkannya di Inggris, dibantu teman-teman di sana. Ini strategi promosi juga. Karena kita memproduksi film ini secara independen, jadi perlu cara-cara kreatif untuk menyampaikannya ke pasar. Harapannya, saat pemutaran perdana dan rangkaian roadshow di beberapa kota Indonesia sambutannya lebih bagus karena sudah mendapat reverensi dari hasil pemutaran di luar negeri," papar produser "cin(T)a", Budi Sasono, lebih lanjut.

Selain sutradara yang kelahiran Bandung, para kru yang bergabung di Sembilan Matahari juga dipenuhi anak muda Kota Kembang. Soundtrek lagu juga merupakan karya Homogenic, band yang lahir dan besar di Bandung.

"Kita ingin menjadi bagian dari kebangkitan kembali komunitas sinema di Bandung. Komunitas-komunitas lain di Bandung juga kita ajak supaya terasa Bandung-nya. Termasuk Homogenic, mereka juga akan ikut lounching dan tour ke Inggris," ujar Sammaria.

Untuk premiernya akan diputar di National Film Theater, London, Jumat (29/5/2009). cin(T)a akan memulai roadshow pada Senin, (31/5/2009) dari Birmingham University, Birmingham, selanjutnya berturut-turut tanggal 1,3,4 dan 5 Juni di School of Oriental and African Studies (SOAS) University of London, Northumbria University - Newcastle, Leeds University, Leeds dan Manchester University, Manchester.

Sementara di tanah air kemungkinan baru akan diputar Agustus 2009, dan Kota Bandung akan menjadi tuan rumah pertama.



Ayo ngobrol seputar Kota Bandung di Forum Bandung. (lom/lom)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads