Hal itu dibenarkan oleh Nurleli, saat dihubungi detikbandung melalui telepon selulernya. "Iya, rencananya hari ini, tapi saya belum terima kabar lagi dari batalyon jam berapa berangkatnya," kata Nurleli.
Dihubungi terpisah, ketua RT 11 RW 7, Kampung Cisurupan Kelurahan Citeureup, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Wawan Satriawan mengatakan, selama ini Nurleli yang berdarah Aceh tersebut tinggal tanpa sanak saudara di Bandung atau Cimahi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asep tewas ketika insiden terjadi di Jalan Pesantren, Sabtu (16/5/2009). Ketika itu istri korban, Nurleli (28), dibonceng oleh korban. Sementara itu, adik korban, Kiki, berada di motor yang terpisah. Mereka akan pergi ke RSHS.
Saat itu Asep menyerempet mobil RN. Lalu RN berteriak memaki korban. Motor korban dan Kiki akhirnya berhenti. Lalu terjadi percekcokan antara RN dan Kiki. Korban kemudian mencoba melerai keduanya, namun korban malah dipukul bagian leher depan sehingga terpental ke aspal dengan kepala yang luka. Lalu korban dibawa ke RS Cibabat, akibat luka di bagian kepala, Asep langsung meninggal beberapa saat di rumah sakit.
Pihak polis mengaku bertanggungjawab terkait insiden tersebut dan telah memberikan santunan dengan total Rp 150 juta untuk keluarga almarhum untuk pembiayaan kebutuhan pendidikan dan kesehatan Nabila sampai dengan jenjang perguruan tinggi.
Ayo ngobrol seputar Kota Bandung di Forum Bandung.
(ahy/ahy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini