Dua pekan setelah ambruknya SD Babakan Surabaya Utara Kiaracondong, siang pukul 14.00, 27 Maret 2008, ruangan kelas SD Pasundan 3 yang tengah diisi puluhan siswa kelas 2 belajar tiba-tiba ambruk. 22 siswa pun dilarikan ke RS Rajawali. Sebagian mengalami luka memar dan lecet. Rofi adalah salah satu siswa yang mengalami luka parah.
Ternyata anak malang itu harus tetap merasakan sakit akibat ambruknya ruangan kelas. "Rofi sekarang tak punya tulang tengkorak bagian belakang. Kalau dipegang emoy (lunak-red). Kaki kirinya juga sekarang pincang," ujar ibunda Rofi, Yani Royani (35) saat ditemui detikbandung di rumah petak kontrakannya, Kampung Babakan Sawah RT 9 RW 3 Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, kata Yani, prestasi akademik anaknya pun kini anjlok. "Biasanya selalu masuk 10 besar, tapi sekarang enggak. Tulisannya pun sekarang acak-acakan dan enggak terbaca, padahal dulu dia rapih, makanya sering ikut lomba menulis indah," katanya.
Setiap hujan besar dan angin, Rofi selalu ketakutan. "Dia sepertinya trauma. Kalau hujan besar selalu keluar keringat dingin," katanya.
Kini, Yani mengaku niat baik dari pihak sekolah dan yayasan yang berjanji membuat perjanjian tertulis jika terjadi hal yang tidak diinginkan terhadap Rofi di kemudian hari. "Sampai sekarang belum ada," katanya.
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini