Goyang, Gitek, dan Geol Jaipongan Bukan Umbar Seksualitas

Goyang, Gitek, dan Geol Jaipongan Bukan Umbar Seksualitas

- detikNews
Jumat, 06 Feb 2009 13:00 WIB
Bandung - Goyang, gitek, geol (3G) merupakan ruh dari jaipongan. 3G dalam tarian tradisional sunda tersebut bukan untuk mengumbar seksualitas, namun sebatas teknik tarian.

Hal itu dikemukakan Praktisi Seni Tradisi sekaligus Dosen Tari STSI Bandung, Mas Nanu Muda, saat dihubungi detikbandung melalui telepon, Jumat (6/2/2009).

"Jaipongan adalah ungkapan masyarakat agraris, ada melak dan ngala (tanam dan memetik-red). Iramanya lambat atau cepat. Gerakan lambat wujud kesabaran saat menanam karena harus menunggu agak lama hingga berbuah, dan gerakan cepat wujud sara syukur. Itu filosofisnya," jelasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya orang yang membatasi gerak tarian jaipongan karena tak tahu dasar filosofisnya. "Goyang itu lambang kesuburan. Jangan hanya lihat geraknya saja, tapi juga maknanya," tegasnya.

Nanu menyatakan tak perlu ada batasan goyang, gitek, dan geol para penari. Sebab, dengan sendirinya para penari itu akan menyesuaikan dengan teks dan konteksnya. "Juga soal pakaian, pasti akan disesuaikan dengan keadaan saat dia menari," ujarnya.

Menurut Nanu para seniman berkesenian pun berlandaskan estetika dan etika. "Imbauan ini seolah-olah kami para seniman tak tahu sopan santun dan amoral," ketusnya.

(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads