Hal ini diakui oleh ketua Himpunan Pengusaha Otobis Indonesia Jawa Barat, Dedi Hasan. Saat dihubungi detikbandung, Senin (2/2/2009) Dedi mengakui pengusaha tidak kompak menurunkan tarif angkuta AKDP dan AKAP.
"Yah, memang tidak semua menurunkan, ada yang stabil atau menggunakan tarif batas atas," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pengusaha, kata Dedi, masih memperhitungkan biaya suku cadang yang masih tinggi. Menurutnya, selama biaya suku cadang tidak turun, banyak pengusaha yang susah untuk menurunkan tarif. Faktor lain yang membuat pengusaha belum menurunkan tarif adalah berkurangnya pengguna jasa bis.
"Pemasukan dari penumpang berkurang karena banyak yang menggunakan jasa travel," ujarnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Dinas Perhubungan Propinsi Jawa Barat telah mengeluarkan keputusan menurunkan tarif untuk angkutan kota dan AKDP.
(rks/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini