Warga Sekeloa Tunggu Jawaban Dada

Warga Sekeloa Tunggu Jawaban Dada

- detikNews
Senin, 05 Jan 2009 08:50 WIB
Bandung - Sekitar 2000 kepala keluarga di Kelurahan Lebakgede, Kecamatan Coblong, Bandung, menunggu penjelasan Wali Kota seputar isu penggusuran rumah warga di kelurahan tersebut. Setidaknya warga di RW 14, 15 dan 4 resah dengan isu pembangunan Pusat Kebudayaan di wilayah tersebut.

Sejak setahun terakhir, berhembus isu bahwa pemerintah kota akan membangun menggunakan di lahan seluas 14 hektar di kawasan Sekeloa. Areal tanah yang digunakan, diklaim milik pemkot seluas 3,5 hektar dan sisanya tanah milik Universitas Padjadjaran seluas 10,5 hektar. Jika ditotal jumlahnya menjadi 14 hektar.

"Sampai saat ini kami tidak pernah diajak bicara soal hal ini. Pemerintah hanya membuat kami resah," ujar Tatang, perwakilan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kel. Lebak Gede, Kec. Coblong, Kota Bandung, kepada detikbandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, warga telah mengirim surat sejak November 2007. Isinya mempertanyakan alasan Pemkot Bandung membangun pusat kebudayaan di lahan tersebut. Namun, isi surat itu belum pernah dibalas.

"Kami sudah menunggu sampai akhir tahun 2008 tidak pernah ada jawaban. Bahkan bertemu camat sekalipun hanya sekali. Pertemuan dengan camat itu pun hasilnya nihil alias tidak ada penjelasan apapun," kesalnya.

Pembangunan pusat kebudayaan di Sekeloa ini masih dalam tahap rencana. Beberapa waktu lalu, Dada Rosada, mengatakan, pembangunan pusat kebudayaan ini agar Bandung memiliki tempat kesenian yang layak dan representatif.

Ide ini mendapat dukungan Unpad yang juga ingin membangun pusat kegiatan akademik Unpad. Selain itu, Unpad juga berencana membangun lahan yang dikomersilkan seperti pertokoan, apartemen dan rumah susun sederhana sewa.

"Tapi masalahnya, apakah harus menggusur kami yang sudah hidup lebih dari 30 tahun di sini," tanya Tatang. (rks/lom)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads