Andre (27), pedagang di Jalan Astana Anyar misalnya. Kendati cetakan kalender tahun 2009 sudah tersedia pada Oktober 2008, para peminatnya terbilang kurang. Bahkan, di awal tahun 2009 ini, para pembeli belum semarak saat ingar bingar perayaannya.
"Ya, pembeli masih sepi. Padahal sudah jauh-jauh hari kalender tahun 2009 tersedia," jelas pria berambut pendek ini kepada detikbandung, Sabtu (3/1/2009).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin, pertengahan bulan ini bisa terlihat grafik penjualan kalender. Kalau saat ini, banyak masyarakat yang masih menikmati liburan panjangnya bersama sanak keluarga," ujar Andre.
Menurutnya kehadiran kalender digital yang tertera di telepon seluler, rupanya mempengaruhi pula terhadap minat beli masyarakat. "Kalau di handphone memang begitu mudah dan tak perlu repot mencari saat berpergian. Tapi, kalender kertas punya kelebihannya. Hari-hari libur atau tanggal merah tertera jelas," tuturnya.
Senada diutarakan Hadar (34), penjual kalender di sekitar kawasan Jalan Ahmad Yani, Bandung. Ia mengatakan, pembelian kalender belum menunjukkan peningkatan. "Sama dengan tahun lalu. Penjualan terasa menurun. Biasanya mulai ramai saat perusahaan membeli borongan untuk diberikan pada karyawannya," ujar pria berkumis ini.
Pantauan detikbandung, kalender yang tersedia dijual dengan harga beragam. Itu semua tergantung dari bahan kertas dan desain atau gambar yang terpajang di kalender. Gambarnya berupa peRata-rata satu kalender dilego mulai Rp 3 ribu hingga Rp 15 ribu.
(bbn/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini