Menurut Kepala UPT Balai Kesehatan Unpad Dr Noormartanty, kepikunan terjadi karena fungsi otak sudah mulai menurun seiring dengan mengeriputnya kulit dan makin mengecilnya volume otak.
"Dengan melakukan senam otak akan memperlambat pengecilan volume otak dan memperlambat kepikunan. Misalnya jika harusnya di usia 80 sudah pikun maka dengan senam otak bisa terserang pikun di usia 90-an," tutur Noor saat ditemui dalam seminar sehari memperingati Hari Penglihatan Seduni 2008 di Balai Kesehatan Unpad, Jalan Dipatiukur, Kamis (9/10/2008).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka dengan melakukan senam akan mengaktifkan saraf-saraf otak," jelas mantan Direktur RS Hasan Sadikin ini.
Ketua Umum Layanan Santun Lansia Balai Kesehatan Unpad, Sri M Sugana menuturkan senam otak ini sudah dipopulerkan secara internasional sejak empat tahun lalu dalak sebuah kongres dokter mata di Jepang. Untuk Indonesia sendiri senam otak ini masih sulit untuk berkembang.
"Saat ini kami mulai mensosialisasikannya. Senam ini tidak hanya untuk lansia tapi bisa dilakukan sedini mungkin. Dengan menghapal gerakan senamnya saja sudah membuat otak aktif," jelas Sri.
Senam berdurasi 17 menit ini menggerakan semua sendi. Gerakannya sederhana dan tidak agresif karena disesuaikan untuk lansia. Dari mulai kepala, tangan, kaki hingga lidah.
"Walau sederhana tapi akan terasa capek. Tapi banyak orang yang bilang enak tidur setelah melakukan senam ini," jelasnya. Baiknya senam otak dilakukan setiap hari. Makin sering melakukan senam otak maka kemungkinan untuk mencegah kepikunan lebih lama pun semakin besar.
Di Balai Kesehatan Unpad sendiri karena keterbatasan sumber daya manusia senam otak hanya dilakukan satu minggu sekali.
Selain melakukan senam otak, kepikunan juga bisa dicegah dengan terus melakukan komunikasi. Jangan sampai ada pikiran karena sudah tua banyak diam, otak harus terus diaktifkan dengan terus melakukan komunikasi dengan lingkungan.
(ema/ern)











































