Ia dipanggil pulang ke London saat melakukan lawatan di Afrika, untuk menemui Perdana Menteri Theresa May, yang memberinya peringatan keras hari Senin (06/11).
Dalam surat pengunduran diri, Patel mengatakan meminta maaf dan apa yang ia lakukan 'tidak sesuai dengan prinsip transparansi dan keterbukaan'.
Ia mengatakan 'memang apa yang ia lakukan diniatkan secara baik-baik, namun tindakan ini tidak sesuai dengan standar transparansi dan keterbukaan yang selama ini dipromosikan'.
"Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada Anda (PM May) dan ke pemerintah dan dengan ini saya mengajukan pengunduran diri," kata Patel.
Patel bertemu dengan sejumlah pejabat senior Israel pada bulan Agustus saat berlibur dan pertemuan ini tidak ia laporkan ke menteri atau pejabat Inggris terkait.
- Pernah memegang lutut wartawati, Menteri Pertahanan Inggris mundur
- Kehilangan mayoritas, PM Inggris gandeng partai Irlandia Utara
- Keputusan PM Inggris keluar dari pasar tunggal Uni Eropa dikritik
Pada bulan September ia kembali bertemu dengan para pejabat Israel tanpa kehadiran pejabat Inggris lain.
Terungkap pula bahwa Patel tidak memberi tahu PM May bahwa dirinya meminta pengkajian kemungkinan Inggris mendanai program bantuan kemanusiaan tentara Israel di Dataran Tinggi Golan.
Pemerintah Inggris menganggap kawasan ini sebagai daerah yang diduduki Israel.
Wartawan politik BBC, Vicki Young, mengatakan PM May 'menyelamatkan muka Patel dengan memberinya kesempatan untuk mundur dari posisi menteri'.

Wartawan BBC mengatakan kalau Patel tak mundur, ia 'pasti akan dipecat oleh PM May'. (PA)
Ia mengatakan kalau saja Patel tidak memilih mundur, ia 'pasti akan dipecat oleh PM May'.
PM May kehilangan dua menteri dalam beberapa hari terakhir setelah sebelumnya Sir Michael Fallon mundur dari jabatan menteri pertahanan setelah ia duga melakukan tindakan yang tidak pantas.
Siapa Priti Patel?Patel dikenal sebagai salah politisi cemerlang Partai Konservatif, partai pimpinan May yang kini berkuasa.
Ia lahir pada 1972 dari keluarga Gujarat yang meninggalkan Uganda pada 1960-an.
Patel terpilih sebagai anggota parlemen pada 2010. Saat referendum keanggotaan Inggris di Uni Eropa, ia dikenal sebagai politisi yang mendukung mundurnya Inggris dari blok kerja sama Eropa ini.
Ia bekerja di Kementerian Keuangan dan Kementerian Tenaga Kerja sebelum diangkat menjadi Menteri Pembangunan Internasional pada 2016.
Sebagai politisi, ia menentang perkawinan sesama jenis dan pernah mengusulkan penerapan kembali hukuman mati tapi kemudian ia mengatakan tidak mendukung usul tersebut.
(nvc/nvc)