Jenguk ke RS, PM Australia Sebut Ahmed al Ahmed Pahlawan Sejati

Jenguk ke RS, PM Australia Sebut Ahmed al Ahmed Pahlawan Sejati

BBC Indonesia - detikNews
Selasa, 16 Des 2025 10:54 WIB
Jenguk ke RS, PM Australia Sebut Ahmed al Ahmed Pahlawan Sejati
Ahmed Al Ahmed, 43 tahun, saat dikunjungi Perdana Menteri (PM) New South Wales, Chris Minns, di sebuah rumah sakit di Sydney, Australia, Senin (1512). (Anadolu via Getty Images)
Jakarta -

Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese menemui Ahmed al Ahmed, pria yang merebut senjata dari pelaku penembakan di Pantai Bondi, Australia. Dia menyebut pria pemilik kios buah itu sebagai "pahlawan sejati Australia".

Ahmed kini dirawat di sebuah rumah sakit setelah menjalani operasi akibat luka tembak di lengan dan tangannya.

Usai menjenguk Ahmed, Anthony Albanese menyebut pria asal Suriah itu sebagai "pahlawan sejati Australia".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahmed juga disebutnya "mewakili yang terbaik dari negara kita".

"Dia sangat rendah hati. Dia merenungkan proses berpikirnya saat melihat kekejaman itu terjadi. Dia pergi ke Bondi bersama teman dan kerabatnya,"ungkap perdana menteri.

ADVERTISEMENT

"Dia hanya ingin minum kopi, sesederhana itu, dan mendapati dirinya berada di saat orang-orang ditembak di depannya. Dia memutuskan untuk bertindak, dan keberaniannya adalah inspirasi bagi semua warga Australia."

Menurutnya, ibu dan ayah Ahmed sudah tiba di Australia setelah melakukan perjalanan dari Suriah.

"Saya juga dapat bertemu mereka. Mereka adalah orang tua yang sangat bangga." Di saat kita menyaksikan kejahatan terjadi, dia bersinar sebagai contoh kekuatan kemanusiaan," tandas Anthony Albanese.

Apa yang dilakukan Ahmed al Ahmed?

Dalam video yang beredar, Ahmed terlihat bersembunyi di balik sebuah mobil yang diparkir, lalu melompat keluar ke arah penyerang dan menjatuhkannya.

Dia berhasil merebut senjata api dari tangan penyerang, mendorongnya ke tanah, lalu mengarahkan senjata tersebut ke pelaku.

Penyerang kemudian mulai mundur kembali ke arah jembatan.

Ahmed lalu menurunkan senjata itu dan mengangkat satu tangan ke udara, seolah menunjukkan kepada polisi bahwa ia bukan salah satu pelaku penembakan.

Penyerang yang sama kemudian terlihat kembali berada di jembatan, mengambil senjata lain dan kembali melepaskan tembakan.

Siapa Ahmed al Ahmed?

Ahmed adalah seorang pemilik toko buah dan ayah dari dua anak.

Dia dilaporkan masih dirawat di rumah sakit karena luka-luka.

Ia telah menjalani operasi akibat luka tembak di lengan dan tangannya, kata keluarganya kepada 7News Australia.

Sepupu Ahmed, Mustafa, mengatakan kepada 7News Australia pada Minggu malam: "Dia pahlawan, 100% dia pahlawan. Dia terkena dua tembakan, satu di lengannya dan satu di tangannya."

Pantai BondiAFP via Getty ImagesPara pelayat berkumpul di sekitar karangan bunga di Paviliun Bondi, Sydney, Selasa (16/12), untuk mengenang para korban penembakan di Pantai Bondi.

Dalam perkembangan terbaru, Senin (15/12) dini hari, Mustafa berkata: "Saya berharap dia akan baik-baik saja."

"Saya menjenguknya tadi malam. Dia dalam kondisi cukup baik, tapi kami masih menunggu keterangan dari dokter."

Apa perkembangan terbaru penyelidikan?

Kepolisian Australia mengkonfirmasi bahwa para pelaku penembakan mematikan di Pantai Bondi pada Minggu (14/12) telah melakukan perjalanan ke Filipina pada November 2025..

"Alasan mengapa mereka pergi, tujuan mereka, dan ke mana mereka pergi selama berada di sana, sedang diselidiki saat ini," kata Komisaris Polisi New South Wales, Mal Lanyon.

Sebelumnya, dilaporkan bahwa para pelaku penembakanyang diidentifikasi oleh media lokal sebagai Sajid Akram, 50, dan putranya Naveed, 24pergi ke Filipina untuk menerima "pelatihan bergaya militer".

Lanyon juga mengatakan dua bendera kelompok ISIS "buatan sendiri" dan alat peledak improvisasi (IED) ditemukan di dalam kendaraan yang digunakan oleh para pelaku.

Keterangan ini muncul setelah Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese, mengatakan serangan itu tampaknya "dimotivasi oleh ideologi ISIS".

15 orang meninggal ketika dua pelaku penembakan menargetkan orang-orang Yahudi yang menghadiri acara Hanukkah.

Para korban meninggal termasuk seorang gadis berusia 10 tahun, seorang rabi kelahiran Inggris, seorang pensiunan petugas polisi, dan seorang penyintas Holokos.

Sebelumnya, dua pria bersenjata yang menewaskan 15 orang di Pantai Bondi, Sydney, pada Minggu (14/12) telah diidentifikasi oleh media lokal sebagai Sajid Akram, 50 tahun, dan putranya, Naveed, 24 tahun.

Polisi sebelumnya telah mengkonfirmasi bahwa para pelaku adalah ayah dan anak.

Pria yang lebih tua meninggal di tempat kejadian, sementara putranya dalam kondisi kritis di rumah sakit.

Kedua pria tersebut dilaporkan telah menyatakan kesetiaan kepada kelompok Negara Islam atau ISIS.

Kepolisian New South Wales, Australia, mengatakan 15 orang, termasuk seorang gadis berusia 10 tahun, tewas dalam penembakan di Pantai Bondi pada Minggu (14/12).

Serangan itu terjadi saat acara sedang berlangsung untuk menandai dimulainya Festival Hanukkah.

Polisi mengatakan mereka memperlakukan kasus penembakan ini sebagai insiden teror.

Kedua pelaku penembakan adalah ayah dan anaknya, ungkap polisi.

Pria terduga pelaku berusia 50 tahun meninggal di tempat kejadian.

Adapun anaknya yang berusia 24 tahun masih dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.

Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese menyebut serangan itu sebagai "tindakan kejahatan murni" yang "dengan sengaja menargetkan" komunitas Yahudi.

Siapa pelaku penembakan di Pantai Bondi?

Para pelaku penembakan yang menargetkan komunitas Yahudi di acara Hanukkah di Pantai Bondi adalah ayah dan anaknya, kata para pejabat Australia.

Lima belas orangtermasuk seorang gadis berusia 10 tahuntewas dalam serangan itu, yang oleh Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese disebut sebagai "tindakan antisemitisme... [dan] terorisme di pantai kita".

Pelaku penembakan yang lebih tua, 50 tahun, meninggal setelah ditembak mati oleh polisi.

Adapun anaknya, pria yang berusia 24 tahun, dalam kondisi kritis.

Penembakan massal di Australia sangat jarang terjadi, dan serangan di Bondi adalah insiden paling mematikan di negara itu sejak pembantaian Port Arthur pada 1996.

Ketika itu 35 orang tewas oleh seorang penembak tunggal.

Polisi telah menyatakan insiden tersebut sebagai serangan teroris.

Lokasi penembakan di Bondi Beach, AustraliaBBCLokasi penembakan di Bondi Beach, Australia.

Pihak berwenang Australia belum mengungkap lebih jauh soal identitas dan motif kedua pelaku, selain menyatakan bahwa mereka adalah ayah dan anak.

Sang anak lahir dan besar di Australia, sementara ayahnya tiba di Australia pada 1998 dengan visa pelajar, kata Menteri Dalam Negeri Tony Burke.

Burke menyebut, visa sang ayah kemudian dialihkan menjadi visa pasangan pada 2001, dan selanjutnya mendapatkan izin tetap permanen.

Perdana Menteri Anthony Albanese menyebut sang anak yang berusia 24 tahun, sempat "diperiksa berdasarkan dugaan keterkaitannya dengan pihak lain."

Albanese tak memerinci "pihak lain" tersebut, seraya menambahkan bahwa pemeriksaan itu berlangsung pada Oktober 2019.

"Hasil penilaian menyimpulkan tidak ada indikasi ancaman berkelanjutan atau risiko keterlibatannya dalam tindakan kekerasan."

Kedua pelaku disebut tinggal di Bonnyrigg, sebuah wilayah di barat daya Sydney yang berjarak sekitar satu jam perjalanan darat dari Pantai Bondi.

Mereka tinggal di sebuah rumah bata satu lantai dengan pagar berwarna krem di bagian depan halaman.

Alamat tersebut tercatat sebagai tempat tinggal ayah dan anak itu, tapi kedua pelaku kemudian berpindah ke sebuah properti sewaan jangka pendek di Campsie.

Polisi meyakini di lokasi itulah serangan tersebut dipersiapkan.

Di Bonnyrigg, para tetangga mengaku terkejut.

"Anak perempuan saya berteriak, 'Bu, lihat ke luar,' lalu saya melihat banyak polisi, banyak mobil, sirene, dan pengeras suara yang memanggil mereka untuk keluar," kata Lemanatua Fatu, yang tinggal di seberang rumah pelaku.

"Lalu saya melihat beritanya saya pikir, ya, ampun, tidak mungkin itu mereka," ujar Fatu.

Ia pun mengaku sering melihat pelaku yang lebih muda membuang sampah.

"Kami tinggal di sini seperti orang-orang biasa, ini lingkungan yang baik," pungkas Fatu.

Apa yang diketahui sejauh ini?

Sekitar pukul 18:47 waktu setempat, Kepolisian New South Wales, Australia, menerima laporan bahwa terjadi penembakan di Archer Park, Pantai Bondi.

Tak lama kemudian, polisi mengeluarkan pernyataan, yang isinya mendesak siapa pun yang berada di tempat kejadian agar berlindung.

Warga juga diminta menghindari daerah tersebut.

Video yang telah diverifikasi merekam ratusan orang meninggalkan pantai tersebut.

Mereka berteriak dan terlihat berlari saat terdengar rentetan tembakan.

Rekaman yang diverifikasi oleh BBC memperlihatkan dua penembak melepaskan tembakan dari sebuah jembatan kecil yang melintasi dari tempat parkir di Campbell Parade menuju Pantai Bondi.

Video terpisah yang diverifikasi oleh BBC menunjukkan seorang saksi mata menangkap salah satu pelaku bersenjata, sebelum merebut senjatanya dan mengarahkannya kepada pelaku.

Pelaku bersenjata itu kemudian mundur ke arah jembatan, dari mana penyerang lain menembak.

Saksi mata tersebut kemudian diidentifikasi sebagai Ahmed al Ahmed, pemilik toko buah dan ayah dari dua anak.

Keluarganya mengatakan kepada 7News Australia bahwa ia masih dirawat di rumah sakit setelah menjalani operasi akibat luka tembak di lengan dan tangannya.

Ia digambarkan oleh Perdana Menteri New South Wales, Chris Minns, sebagai "pahlawan sejati".

"Saya tidak ragu bahwa banyak sekali orang yang selamat malam ini berkat keberaniannya," kata Minns dalam konferensi pers.

Dalam rekaman yang sama, seorang pria lainyang tampaknya terlukaterlihat melarikan diri dari tempat kejadian, saat polisi tiba dan mulai menembak ke arah para pelaku bersenjata.

Video terverifikasi lainnya menunjukkan beberapa petugas polisi di jembatan yang sama.

Salah satu petugas tampak memberikan upaya pertolongan pertama kepada seorang pria yang tergeletak, sementara seseorang berteriak "dia mati, dia mati".

Siapa Ahmed al Ahmed?

Ahmed adalah seorang pemilik toko buah dan ayah dari dua anak.

Dia dilaporkan masih dirawat di rumah sakit karena luka-luka.

Ia telah menjalani operasi akibat luka tembak di lengan dan tangannya, kata keluarganya kepada 7News Australia.

Sepupu Ahmed, Mustafa, mengatakan kepada 7News Australia pada Minggu malam: "Dia pahlawan, 100% dia pahlawan. Dia terkena dua tembakan, satu di lengannya dan satu di tangannya."

Dalam perkembangan terbaru pada Senin (15/12) dini hari, Mustafa berkata: "Saya berharap dia akan baik-baik saja."

"Saya menjenguknya tadi malam. Dia dalam kondisi cukup baik, tapi kami masih menunggu keterangan dari dokter."

Apa yang dilakukan Ahmed al Ahmed?

Dalam video yang beredar, Ahmed terlihat bersembunyi di balik sebuah mobil yang diparkir, lalu melompat keluar ke arah penyerang dan menjatuhkannya.

Ia berhasil merebut senjata api dari tangan penyerang, mendorongnya ke tanah, lalu mengarahkan senjata tersebut ke pelaku.

Penyerang kemudian mulai mundur kembali ke arah jembatan.

Ahmed lalu menurunkan senjata itu dan mengangkat satu tangan ke udara, seolah menunjukkan kepada polisi bahwa ia bukan salah satu pelaku penembakan.

Penyerang yang sama kemudian terlihat kembali berada di jembatan, mengambil senjata lain dan kembali melepaskan tembakan.

Seorang pria bersenjata lainnya juga terus menembak dari arah jembatan.

Belum jelas siapa atau apa yang menjadi sasaran tembakan mereka.

Paling banyak dibaca:

Seorang perempuan dibawa petugas kesehatan, sementara dua polisi berjaga di lokasi penembakan.

Seorang perempuan dibawa petugas kesehatan, sementara dua polisi berjaga di lokasi penembakan. (AFP via Getty Images)

Siapa saja korban tewas? Mulai rabi, penyintas holocaust, hingga bocah 10 tahun

Seorang gadis berusia 10 tahun termasuk di antara 15 orang yang tewas dalam penembakan tersebut, menurut Kepolisian New South Wales.

Usia para korban berkisar antara 10 hingga 87 tahun. Tidak ada detail lebih lanjut yang diberikan.

Keluarga Rabbi Eli Schlanger, 41 tahun, kelahiran Inggris, telah memberi tahu BBC bahwa ia termasuk di antara yang tewas.

Sepupu Schlanger, Rabbi Zalman Lewis, mengatakan bahwa ia "ceria, energik, penuh semangat, dan orang yang sangat ramah dan suka membantu orang lain".

"Dia benar-benar mencintai orang lain. Saya pikir itulah cara saya ingin mengingatnya," ujarnya kepada program BBC Breakfast.

Lewis mengatakan sepupunya baru-baru ini juga membuka sebuah pusat komunitas di Sydney bersama ayah mertuanya "untuk membantu orang lain, untuk menyebarkan kasih," sebuah upaya yang disebutnya sangat ia banggakan.

Ia menambahkan bahwa interaksi terakhirnya dengan sang sepupu adalah saat mengucapkan selamat atas kelahiran putra pertama Schlanger pada Oktober lalu.

"Jika Eli masih bersama kami hari ini, dia akan mengatakan kepada orang-orang: 'lakukan perbuatan baik, doakan para korban, doakan keluarga mereka,'" tambah Lewis.

Media Israelmengutip Kementerian Luar Negeri Israelmelaporkan bahwa seorang warga negara Israel juga tewas.

Warga negara Prancis, Dan Elkayam, juga telah diidentifikasi sebagai korban serangan tersebut.

Seorang perempuan membawa bayinya di kawasan Bondi Beach usai penembakan terjadi, dengan garis polisi yang sudah dibentangkan di lokasi kejadian.AFP via Getty ImagesSeorang perempuan membawa bayinya di kawasan Bondi Beach usai penembakan terjadi, dengan garis polisi yang sudah dibentangkan di lokasi kejadian.

Dalam sebuah penghormatan yang dibagikan kepada X, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Nol Barrot mengatakan bahwa ia berduka bersama keluarga dan orang-orang terkasih Elkayam, komunitas Yahudi, dan warga Australia yang berduka.

Menteri Kesehatan New South Wales, Ryan Park, mengatakan kepada ABC News pada Senin (15/12) bahwa beberapa orang "mengalami luka kritis, beberapa luka serius".

Park juga mengatakan empat anak dipindahkan ke Rumah Sakit Anak Sydney. Tidak jelas apakah anak yang meninggal termasuk dalam jumlah ini.

Dua petugas polisi ditembak dan terluka selama insiden tersebut, menurut polisi.

Mereka dilaporkan pada Minggu (14/12) dalam kondisi "mendekati kritis".

Ada pula Alex Kleytman, seorang penyintas holocaust yang ikut tewas dalam penembakan tersebut.

Ia menghadiri acara itu bersama anak-anak dan cucu-cucunya, demikian laporan Chabad.

Seorang anak berusia 10 tahun juga disebut polisi termasuk di antara para korban.

Atas permintaan keluarga, sang bocah meminta untuk diidentifikasi sebagai Matilda.

Dalam sebuah penggalangan dana untuk keluarganya, guru Matilda menggambarkannya sebagai "anak yang cerdas, ceria, dan penuh semangat, yang membawa cahaya bagi semua orang di sekitarnya."

Korban lainnya adalah Peter Meagher, mantan polisi dan relawan klub rugby setempat. Ia bekerja sebagai fotografer lepas dalam acara Hanukkah tersebut, menurut keterangan Randwick Rugby Club.

Salah satu pelaku kantongi izin senjata untuk berburu

Polisi mengatakan para pelaku penembakan adalah ayah dan anak berusia 50 dan 24 tahun, kata Komisaris Polisi New South Wales, Mal Lanyon, dalam konferensi pers pada Senin pagi.

Pria berusia 50 tahun itu adalah pemegang izin senjata api.

Dia dikaitkan dengan enam senjata api, yang semuanya diyakini telah digunakan dalam serangan di Pantai Bondi, kata Lanyon.

Mal Lanyon, menambahkan bahwa pelaku penembakan di Pantai Bondi yang berusia 50 tahun mengantongi "lisensi kategori AB" sehingga "memberikan hak kepadanya untuk memiliki senjata laras panjang yang ia bawa."

"Terkait izin kepemilikan senjata api, registri senjata api melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap seluruh permohonan untuk memastikan seseorang layak dan patut memegang izin senjata api," ujar Lanyon.

Merujuk situs Servis NSW, kelayakan senjata untuk berburu di negara bagian itu bergantung pada lahan tempat berburu, jenis hewan yang akan diburu, dan alasan berburu.

Salah satu alasan berburu yang diakui adalah untuk 'rekreasi atau konsumsi pribadi', demikian pernyataan Service NSW.

Bagaimana perkembangan terbaru?

Polisi telah menyatakan penembakan pada Minggu (14/12) sebagai serangan teror.

Sejak Minggu malam hingga Senin, zona larangan masuk didirikan di sekitar lokasi kejadian.

Polisi menggunakan peralatan khusus untuk memeriksa alat peledak improvisasi (IED) yang ditemukan di dalam mobil yang terkait dengan salah satu pelaku penembakan.

Polisi juga meminta masyarakat untuk menghindari area tersebut.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese menyebut penembakan itu sebagai "tindakan antisemitisme yang jahat".

Presiden Israel, Isaac Herzog menyebut penembakan itu sebagai "serangan yang sangat kejam terhadap orang Yahudi".

Adapun Raja Charlesyang merupakan kepala negara di negara Persemakmuran mengatakan dia "terkejut dan sedih atas serangan teroris antisemitisme yang paling mengerikan".

Pemerintah Australia akan perketat aturan senjata api

Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan bahwa "perlunya undang-undang senjata api yang lebih ketat," selepas insiden di Pantai Bondi.

Pembahasan itu, disebut Albanese akan masuk dalam agenda rapat kabinet nasional yang dijadwalkan berlangsung pukul 16.00 waktu setempat.

"Sore ini, pukul empat, saya akan mengajukan agenda kepada kabinet nasional mengenai pengetatan undang-undang senjata api, termasuk pembatasan jumlah senjata yang dapat digunakan atau dilisensikan untuk individu, serta peninjauan ulang izin dalam jangka waktu tertentu," kata Albanese kepada media.

"Keadaan seseorang bisa berubah. Seseorang juga bisa mengalami radikalisasi seiring waktu. Izin tidak seharusnya berlaku seumur hidup," ujarnya.

Perdana Menteri Anthony Albanese (kiri) berbicara soal penembakan Pantai Bondi di kantor parlemen Australia pada 14 Desember 2025.Getty ImagesPerdana Menteri Anthony Albanese (kiri) berbicara soal penembakan Pantai Bondi di kantor parlemen Australia pada 14 Desember 2025.

Australia selama ini kerap mengklaim sebagai negara yang aman, dengan salah satu undang-undang senjata api paling ketat di dunia.

Setelah pembantaian Port Arthur pada 1996, ketika 35 orang tewas di negara bagian Tasmania, pemerintah segera melakukan perubahan besar dan krusial terkait kepemilikan senjata api oleh warga sipil, khususnya senjata otomatis.

Berdasarkan Firearms Act 1996, seseorang "tidak boleh memiliki atau menggunakan senjata api, senjata api terlarang, atau pistol kecuali jika orang tersebut diberi kewenangan melalui izin atau lisensi."

Seluruh pemilik senjata api yang memegang izin atau lisensi wajib terdaftar, demikian pernyataan Kepolisian dan Pemerintah New South Wales (NSW) di situs resmi mereka mengenai perolehan senjata api dan amunisi.

Seorang lelaki komunitas Yahudi memegang kepala, dengan latar dua orang anggota polisi.

Seorang lelaki komunitas Yahudi memegang kepala, dengan latar dua orang anggota polisi. (AFP via Getty Images)

Apa itu Hanukkah?

Hanukkah, atau Chanukah dalam bahasa Ibrani, sering disebut sebagai festival cahaya Yahudi.

Tanggal Hanukkah berubah setiap tahun, tetapi selalu jatuh pada November atau Desember dan berlangsung selama delapan hari.

Sebuah acara untuk menandai hari pertama perayaan tersebut sedang berlangsung di Pantai Bondi pada saat penembakan terjadi.

Sebuah pamflet digital untuk acara tersebut, yang bernama Chanuka by the Sea 2025, menunjukkan bahwa acara tersebut dijadwalkan berlangsung di dekat taman bermain anak-anak di pantai mulai pukul 17:00 waktu setempat (06:00 GMT) pada Minggu.

Diselenggarakan oleh pusat Yahudi Chabad of Bondi, acara tersebut direncanakan akan menampilkan hiburan langsung dan kegiatan "untuk semua usia".

Sekitar 1.000 orang dilaporkan hadir di acara tersebut.

Berita ini akan diperbarui secara berkala.

Simak Video: PM Australia Jenguk Pahlawan Pantai Bondi, Ahmed Al Ahmed

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads