Geger Kehamilan Langka di Dunia, Janin Tumbuh di Hati

Geger Kehamilan Langka di Dunia, Janin Tumbuh di Hati

BBC Indonesia - detikNews
Senin, 08 Sep 2025 10:06 WIB
Sarvesh memiliki 21 jahitan di perutnya dan harus istirahat total untuk pemulihan. (BBC/Prabhat Kumar)
Jakarta -

Seorang perempuan di Uttar Pradesh, India, mengejutkan komunitas medis internasional karena kehamilannya yang tak biasa: janinnya berkembang di hati, bukan di rahim. Kasus seperti ini terbilang langka di dunia.

"Saya muntah tanpa henti. Selalu merasa lelah dan nyeri," ujar Sarvesh kepada BBC.

Perempuan 35 tahun ini sudah sakit cukup lama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sulit untuk memahami apa yang terjadi pada saya," sambungnya.

Tidak ada tanda-tanda saat Sarvesh, yang berasal dari Distrik Bulandshahr di Uttar Pradesh, menjalani pemindaian awal ultrasonografi oleh dokter.

ADVERTISEMENT

Mulanya, dia terus mengonsumsi obat antibiotik untuk mengobati indikasi infeksi lambung. Tapi setelah sebulan, tak ada perkembangan berarti, dia kembali memeriksakan diri ke dokter.

Kali ini, yang muncul begitu mengejutkan sehingga para dokter pun sulit mempercayai gambar ultrasonografi yang ada di hadapan mereka.

Dr. KK Gupta, ahli radiologi dengan pengalaman selama 20 tahun di Meerut, India, tercengang saat pertama kali melihat hasil pemindaian Sarvesh.

"Ia mengalami kehamilan 12 minggu di sisi kanan hati," ungkapnya, seraya mengatakan ini sesuatu yang belum pernah dia temukan sebelumnya saat melakukan pemindaian MRI.

"Saya bahkan mengambil beberapa bagian dari pemindaian untuk memastikan apakah itu benar-benar kehamilan."

Dr. KK Gupta, seorang ahli radiologi di Meerut, duduk di meja menganalisis hasil pemindaian MRI di layar komputer.BBC/Prabhat KumarPara dokter dengan pengalaman puluhan tahun tercengang ketika mereka meninjau hasil pemindaian Sarvesh.

Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel di luar rahim, biasanya di tuba falopi.

Sekitar satu dari 80 kehamilan merupakan kehamilan ektopik dan dalam beberapa kasus dapat mengancam nyawa ibu.

Dalam kasus Sarvesh, alih-alih berkembang di dalam rahim, janinnya justru tumbuh di dalam hati. Padahal hati berperan penting dalam membuang racun di dalam darah, menjaga kadar gula darah, dan mengatur pembekuan darah.

Kehamilan ektopik intrahepatik sangat langka sehingga Sarvesh seketika menjadi pusat perhatian komunitas medis internasional.

Pemulihan

Suami Sarvesh, Paramveer, duduk di kursi di luar rumah desa mereka.BBC/Prabhat KumarSuami Sarvesh, Paramveer, mengatakan kehamilan ektopik yang langka ini sangat berat bagi keluarga baik secara mental maupun finansial.

Pasangan suami istri ini mengatakan tiga bulan terakhir merupakan pengalaman yang sangat menantang untuk seluruh keluarga. Tak cuma itu, mereka juga berada di bawah tekanan keuangan yang signifikan.

BBC mendatangi rumah Sarvesh di Desa Dastura. Ia sedang istirahat di tempat tidur, kesakitan, dengan perban lebar di perutnya untuk menutup 21 jahitan di sisi kanan.

Ia kelihatan sangat bergantung pada sang suami, Paramveer, dalam segala hal. Mulai dari ke kamar mandi hingga duduk di tempat tidur, dan berganti pakaian.

Sarvesh berkata dia sulit menerima apa yang dikatakan dokter. Sebab, menurutnya, siklus menstruasinya normal-normal saja.

Dengan kehamilan ektopik ini, perempuan akan mengalami pendarahan hebat "sehingga butuh waktu untuk mendeteksi kehamilan," papar Dr. KK Gupta.

Baca juga:

Setelah beberapa kali pemeriksaan, dokternya menyimpulkan bahwa tidak ada pilihan lain selain operasi untuk mengangkat janin.

Karena jika terus tumbuh, hatinya akan pecah dan dia bisa meninggal.

Akibat kerumitan kondisi ini, pasangan tersebut disarankan untuk pergi ke Delhi untuk menjalani operasi, tetapi masalahnya mereka tak sanggup menanggung biayanya.

"Kami miskin, tidak mungkin pergi ke Delhi dan membayar semua ini," ujar Paramveer.

Akhirnya, setelah tiga bulan Sarvesh didera kesakitan, tim dokter di sebuah rumah sakit swasta di Meerut setuju untuk mengoperasinyayang akan berlangsung selama 90 menit.

Seberapa langka kehamilan ektopik intrahepatik?

Seorang perempuan biasanya hamil ketika sel telur yang dilepaskan dari ovariumnya dibuahi oleh sperma, papar Dr. Mamta Singh, seorang profesor di Departemen Obstetri dan Ginekologi, Institut Ilmu Kedokteran, BHU, Varanasi.

Dr. Monika Anant terlihat sedang melakukan panggilan video di depan jendela.BBC/Prabhat KumarDr. Monika Anant menjelaskan hanya satu persen kehamilan yang bersifat ektopik.

Sel telur yang telah dibuahi ini kemudian bergerak melalui tuba falopi menuju rahim tempat embrio tertanam dan berkembang.

Dalam beberapa kasus, kata Dr. Singh, sel telur yang telah dibuahi ini tetap berada di tuba falopi alih-alih mencapai rahim, atau sangat jarang menempel di permukaan organ lain.

Pada kasus Sarvesh, embrio menempel di hatinya. Suplai darah ke hati berfungsi dengan baik, sehingga berperan sebagai "lahan subur" bagi janin di masa-masa awal, jelas Dr. Singh.

Baca juga:

Tetapi pada akhirnya janin tidak akan bisa bertahan hidup.

Secara global, sekitar satu persen kehamilan adalah ektopik, ujar Dr. Monika Anant, Profesor di Departemen Obstetri dan Ginekologi di Patna AIIMS.

"Diperkirakan hanya satu dari tujuh hingga delapan juta kehamilan yang mungkin merupakan kasus kehamilan intrahepatik," sambungnya.

Sebelum Sarvesh, Dr. Anant mengatakan hanya 45 kasus kehamilan intrahepatik yang pernah tercatat di seluruh dunia. Tiga di antaranya terjadi di India.

Kasus pertama dilaporkan pada 2012 di Lady Hardinge Medical College, Delhi.

Artikel ini diterbitkan oleh Collective Newsroom untuk BBC.

Simak juga Video: Jepang dan Korsel Cetak Rekor Angka Kelahiran Terendah!

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads