Jasad Pria yang Hilang di Gletser Antartika Ditemukan 65 Tahun Kemudian

Jasad Pria yang Hilang di Gletser Antartika Ditemukan 65 Tahun Kemudian

BBC Indonesia - detikNews
Rabu, 13 Agu 2025 11:10 WIB
bbc
Dennis Bell sedang menjalani tugas selama dua tahun di Antarktika saat peristiwa tragis menimpanya.
Jakarta -

Tulang-belulang pria Inggris yang meninggal dalam insiden mengerikan di Antarktika pada 1959 telah ditemukan di gletser yang mencair. Sisa-sisa jasad pria itu ditemukan pada Januari silam, bersama dengan sebuah jam tangan, radio, dan pipa rokok.

Pria tersebut diidentifikasi sebagai Dennis "Tink" Bell, yang jatuh ke dalam jurang pada usia 25 tahun. Ketika itu dia tengah bekerja untuk organisasi yang kemudian menjadi Badan Survei Antartika Inggris.

"Saya sudah lama menyerah bisa menemukan saudara saya. Sungguh luar biasa, menakjubkan. Saya tak bisa melupakannya," ujar saudara Dennis, David Bell, 86 tahun, kepada BBC News.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dennis Bell difoto pada 1959 di stasiun Admiralty Bay, dia dikenal gemar dengan anjing huskyBritish Antarctic SurveyDennis Bell difoto pada 1959 di stasiun Admiralty Bay, dia dikenal gemar dengan anjing husky.

"Dennis adalah salah satu dari sekian banyak personel pemberani yang berkontribusi pada ilmu pengetahuan awal dan eksplorasi Antarktika dalam kondisi yang luar biasa keras," kata Profesor Dame Jane Francis, Direktur Badan Survei Antartika Inggris.

ADVERTISEMENT

"Meskipun dia hilang pada 1959, kenangannya tetap hidup di antara rekan-rekan dan dalam warisan penelitian kutub," ujarnya.

Tulang-belulang Dennis ditemukan di permukaan Gletser Ekologi, di pantai barat Teluk Admiralty.Dariusz PuczkoTulang-belulang Dennis ditemukan di permukaan Gletser Ekologi, di pantai barat Admiralty Bay.

David adalah orang yang membuka pintu rumah keluarganya di Harrow, London, pada Juli 1959.

"Pembawa telegram itu bilang, 'Maaf, tapi ini kabar buruk,'" katanya.

David naik ke atas untuk memberi tahu orang tuanya.

"Itu adalah momen yang mengerikan," ujar David.

Berbicara kepada saya dari rumahnya di Australia dan duduk di sebelah istrinya Yvonne, David tersenyum saat mencurahkan kisah masa kecilnya di Inggris pada 1940-an.

Itu adalah kenangan seorang adik yang mengagumi kakak laki-lakinya yang menawan dan suka berpetualang.

"Dennis adalah kakak yang hebat. Dia sangat lucu. Dia adalah pusat perhatian di mana pun dia berada."

David Bell, 86, berbicara kepada BBC News dari rumahnya di Australia BBC David Bell, 86, berbicara kepada BBC News dari rumahnya di Australia.

"Saya masih ingat kejadian suatu malam saat saya, ibu, dan ayah pulang dari bioskop," kata David.

"Dennis meletakkan koran di meja dapur, tapi di atasnya, ia membongkar mesin motor hingga semua onderdilnya berserakan di seluruh meja."

"Saya juga ingat gaya berpakaiannya, dia selalu memakai mantel tebal. Dia hanyalah orang biasa yang tahu cara menikmati hidup," ujar David.

Dennis Bell berada di paling kanan dalam foto ini, merayakan Natal di Antartika pada 1958, tujuh bulan sebelum ia meninggalD. BellDennis Bell, berada di paling kanan dalam foto ini, merayakan Natal di Antartika pada 1958, tujuh bulan sebelum ia meninggal.

Dennis Bell, atau yang akrab disapa "Tink", lahir pada 1934. Setelah lulus pelatihan sebagai ahli meteorologi di Angkatan Udara Kerajaan Bersatu, ia bergabung dengan Falkland Islands Dependencies Survey untuk bekerja di Antarktika.

Menurut David, Dennis sangat terobsesi dengan buku harian Kapten Robert Scott, penjelajah yang menjadi salah satu orang pertama yang mencapai Kutub Selatan sebelum meninggal dalam ekspedisi pada 1912.

Pada 1958, Dennis memulai tugasnya di Antarktika. Selama dua tahun, ia ditempatkan di sebuah pangkalan kecil Inggris di Admiralty Bay, Pulau King George.

Pangkalan ini dihuni oleh sekitar 12 orang, berlokasi sekitar 120 kilometer di lepas pantai utara Semenanjung Antarktika.

Para pria di pangkalan Pulau King George mengandalkan kereta luncur dan anjing untuk melewati medan yang kerasRussell ThompsonPara pria di pangkalan Pulau King George mengandalkan kereta luncur dan anjing untuk melewati medan yang keras.

Badan Survei Antartika Inggris menyimpan catatan yang sangat teliti. Pengarsip lembaga itu, Ieuan Hopkins, telah menggali laporan yang terperinci tentang aktivitas dan kejenakaan Dennis di pulau yang keras dan "sangat terisolasi" itu.

Saat membaca laporan itu dengan lantang, Hopkins berkata, "Dia itu orangnya ceria dan pekerja keras. Dia juga punya selera humor yang nakal dan suka sekali menjahili orang."

Dennis Bell (sebelah kiri) dikenal karena selera humornya, dia sedang memerankan kembali sebuah iklan di atas salju dalam gambar iniRussell ThompsonDennis Bell (sebelah kiri) dikenal karena selera humornya.

Tugas Dennis adalah meluncurkan balon cuaca meteorologi dan mengirimkan laporannya melalui radio ke Inggris setiap tiga jam.

Untuk melakukan ini, ia harus menyalakan generator dalam kondisi suhu di bawah nol.

Selain itu, ia juga dijuluki sebagai koki terbaik di tempat dia bertugas. Ia bertanggung jawab penuh atas persediaan makanan selama musim dingin, saat mereka tidak bisa mendapatkan pasokan baru.

Pada masa itu, Antarktika terasa jauh lebih terisolasi dibandingkan sekarang, dengan komunikasi yang sangat terbatas dengan rumah.

David mengenang saat ia, orang tua, dan saudara perempuannya, Valerie, merekam pesan Natal di studio BBC untuk dikirimkan kepada Dennis.

Dennis juga sangat menyukai anjing-anjing husky yang digunakan untuk menarik kereta luncur di pulau itu. Saking cintanya, ia bahkan memelihara dua anak anjing.

Dennis juga berpartisipasi dalam survei Pulau King George, yang menghasilkan peta-peta pertama di wilayah yang sebagian besar belum terjamah itu.

Beberapa pekan setelah ulang tahunnya yang ke-25, terjadi kecelakaan tragis saat ia sedang dalam perjalanan survei.

Pada 26 Juli 1959, di tengah musim dingin Antarktika, Dennis dan seorang rekannya bernama Jeff Stokes meninggalkan pangkalan untuk mendaki dan mengamati gletser.

Catatan dari Badan Survei Antartika Inggris menjelaskan detail kejadian dan upaya penyelamatan yang putus asa.

Saat itu, salju sangat tebal dan anjing-anjing mulai kelelahan. Untuk menyemangati mereka, Dennis berjalan sendirian tanpa ski.

Tiba-tiba, ia terjatuh dan menghilang ke dalam sebuah celah es, hanya menyisakan sebuah lubang di permukaan salju.

Berdasarkan laporan, Jeff Stokes memanggil Denis di dalam lubang dan Dennis membalasnya dengan berteriak.

Ia berhasil meraih tali yang diturunkan, lalu diikatkan ke bibir lubang oleh anjing-anjing penarik.

Namun, Dennis mengikatkan tali ke ikat pinggangnya, mungkin karena posisinya yang tidak memungkinkan. Ketika ia hampir mencapai bibir tebing, ikat pinggangnya putus dan ia kembali jatuh.

Temannya kembali memanggil, tapi kali ini Dennis tidak menjawab.

"Itu adalah cerita yang tidak akan pernah bisa saya lupakan," kata David.

Laporan dari base camp mengenai kecelakaan itu terkesan sangat resmi dan profesional.

Dennis Bell (kiri) dan Jeff Stokes (kanan) difoto sebelum kecelakaan. Jeff Stokes meninggal lima pekansebelum mendengar kabar bahwa jenazah Dennis telah ditemukan.Russell ThompsonDennis Bell (kiri) dan Jeff Stokes (kanan) difoto sebelum kecelakaan. Jeff Stokes meninggal lima pekansebelum mendengar kabar bahwa jenazah Dennis telah ditemukan.

"Kami dengar dari Jeff [] bahwa kemarin Tink jatuh ke dalam jurang dan tewas. Kami berharap bisa kembali besok, jika es laut memungkinkan," bunyi laporan tersebut.

Hopkins menjelaskan bahwa beberapa pekan sebelumnya, seorang pria lain bernama Alan Sharman juga meninggal. Hal ini membuat moral tim sangat rendah.

"Kereta luncur telah kembali. Kami mendengar detail yang menyedihkan. Tangan Jeff terluka parah akibat radang dingin," bunyi laporan sehari setelah kecelakaan.

Saat membaca laporan itu lagi, Hopkins menemukan fakta yang tragis: Dennis adalah orang yang membuatkan peti mati untuk Alan Sharman.

"Ibu saya tidak pernah bisa melupakannya. Dia tidak sanggup melihat foto-foto Dennis dan tidak bisa membicarakannya," kenang David.

Ia ingat, dua rekan Dennis dari pangkalan sempat mengunjungi keluarga mereka, membawa kulit domba sebagai ucapan terima kasih.

"Tapi tidak ada penutup, tidak ada upacara, tidak ada apa-apa. Dennis hanya pergi begitu saja," ujar David.

Dennis Bell meninggal di dekat Point Thomas di Admiralty BaBadan Survei Antartika InggrisDennis Bell meninggal di dekat Point Thomas di Admiralty Ba

Sekitar 15 tahun yang lalu, David dihubungi oleh Rod Rhys Jones, ketua dari British Antarctic Monument Trust.

Menurut yayasan tersebut, sejak 1944, sudah ada 29 orang yang meninggal saat menjalankan misi ilmiah di Wilayah Antarktika Britania.

Rod sedang merencanakan sebuah perjalanan bagi kerabat ke-29 orang tersebut, agar mereka dapat mengunjungi tempat menakjubkan dan terpencil, tempat orang yang mereka cintai pernah hidup dan meninggal.

David kemudian bergabung dalam ekspedisi tersebut, yang diberi nama South 2015.

"Kapten menghentikan kapal di lokasi itu dan membunyikan sirene empat atau lima kali," ceritanya.

Karena es laut yang terlalu tebal, David tidak bisa mencapai gubuk saudaranya di Pulau King George.

"Meski begitu, momen itu sangat, sangat mengharukan. Rasanya seperti beban terangkat dari kepala saya," ungkapnya.

Perjalanan itu memberinya rasa penutup yang selama ini ia cari.

"Dan saya pikir, itu sudah cukup," katanya.

Para ilmuwan menemukan sisa-sisa jasad Dennis di Stasiun Antarktika Polandia Henryk ArctowskiDariusz PuczkoPara ilmuwan menemukan sisa-sisa jasad Dennis di Stasiun Antarktika Polandia Henryk Arctowski.

Namun, pada 29 Januari tahun ini, tim peneliti Polandia yang bekerja di Stasiun Antarktika Polandia Henryk Arctowski membuat penemuan yang mengejutkan, tepat di dekat stasiun mereka.

Dennis telah ditemukan.

Beberapa tulang ditemukan di es lepas dan bebatuan di kaki Gletser Ecology di Pulau King George.

Sementara itu, sebagian tulang lainnya ditemukan di permukaan gletser itu sendiri.

Para ilmuwan menjelaskan bahwa karena hujan salju akan segera turun, mereka meletakkan penanda GPS agar "rekan kutub" mereka tidak tersesat lagi.

Para peneliti di Stasiun Antartika Polandia Henryk Arctowski dengan hati-hati mencatat sisa-sisa jasad DennisDariusz PuczkoPara peneliti di Stasiun Antartika Polandia Henryk Arctowski dengan hati-hati mencatat sisa-sisa jasad Dennis.

Sebuah tim ilmuwan yang terdiri dari Piotr Kittel, Paulina Borwka dan Artur Ginter di Universitas Lodz, Dariusz Puczko di Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia dan rekan peneliti Artur Adamek dengan hati-hati menyelamatkan sisa-sisa tersebut dalam empat perjalanan.

Ini adalah tempat yang berbahaya dan tidak stabil, "dipenuhi dengan celah-celah", dan memiliki kemiringan hingga 45 derajat, menurut tim Polandia.

Perubahan iklim menyebabkan perubahan dramatis pada banyak gletser Antartika, termasuk Gletser Ecology, yang mengalami pencairan hebat.

"Tempat Dennis ditemukan tidak sama dengan tempat ia hilang," jelas tim tersebut.

"Gletser, di bawah pengaruh gravitasi, menggerakkan massa esnya, dan bersamanya, Dennis melakukan perjalanannya," kata mereka.

Serpihan tiang ski bambu, sisa lampu minyak, wadah kaca untuk kosmetik, dan serpihan tenda militer juga dikumpulkan.

"Segala upaya telah dilakukan untuk memastikan Dennis dapat kembali ke rumah," kata tim tersebut.

"Ini adalah kesempatan untuk menilai kembali kontribusi yang diberikan orang-orang ini, dan kesempatan untuk mempromosikan ilmu pengetahuan dan apa yang telah kita lakukan di Antarktika selama beberapa dekade," tambah Rod Rhys Jones.

Banyak gletser di Antarktika yang mencair dan meninggalkan material berbatu serta memperlihatkan material yang terperangkap di dalamnya

Banyak gletser di Antarktika yang mencair dan meninggalkan material berbatu serta memperlihatkan material yang terperangkap di dalamnya. (Dariusz Puczko)

David tampaknya masih terharu dengan berita tersebut, dan mengulangi betapa bersyukurnya dia kepada para ilmuwan Polandia.

"Saya sedih orang tua saya tidak pernah menyaksikan hari ini," katanya.

David akan segera mengunjungi Inggris. Bersama saudara perempuannya, Valerie, mereka berencana untuk akhirnya memakamkan Dennis.

"Senang sekali; saya akan bertemu saudara saya. Mungkin Anda bilang kami seharusnya tidak senang, tapi kenyataannya kami senang."

"Dia sudah ditemukan - dia sudah pulang sekarang."

Lihat juga Video: Pria Dilaporkan Hilang Terseret Arus Saat Mandi di Sungai Bone Gorontalo

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads