Profesor astronomi Michele Dougherty tidak belajar ilmu pengetahuan alam (IPA) di sekolah menengah pertama (SMP), tetapi ia justru terinspirasi untuk belajar lebih banyak tentang ruang angkasa setelah menggunakan teleskop ayahnya.
Kini, Dougherty adalah perempuan pertama yang diangkat sebagai astronom Kerajaan Bersatu (UK) dalam sejarah 350 tahun jabatan itu.
Dia juga bagian dari tim yang mengirimkan wahana luar angkasa ke bulan-bulan es di Jupiter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dougherty mengatakan kepada BBC News bahwa ia berharap kedudukan barunya sebagai penasihat resmi Raja Charles III dalam hal astronomi akan menginspirasi lebih banyak perempuan untuk belajar IPA.
Dia juga ingin menggunakan peran barunya untuk "membuka mata masyarakat" tentang keajaiban ruang angkasa.
"Saya ingin berinteraksi dengan masyarakat, membuat mereka bersemangat tentang apa yang kami lakukan di bidang astronomi, dan juga menjelaskan betapa pentingnya pekerjaan kami bagi perekonomian Inggris," kata Profesor Dougherty.
Dougherty terlibat dalam salah satu misi luar angkasa paling menarik saat ini: mengirim wahana luar angkasa Badan Antariksa Eropa ke bulan-bulan es Jupiter untuk menilai apakah ada potensi untuk menopang kehidupan di sana.
"Akan mengejutkan jika tidak ada kehidupan di tata surya kita," katanya sambil tertawa, dengan antusiasme yang luar biasa yang menjadi ciri khasnya.
Bermula saat usia 10 tahun
Perjalanannya ke proyek Jupiter dimulai pada usia 10 tahun, saat ia melihat planet itu melalui teleskop yang dia bangun bersama saudara perempuannya dan ayahnya.
"Itulah pertama kali saya melihat Jupiter dan empat bulannya yang besar, tidak pernah terpikir bahwa saya akan mengirim instrumen ke sana dengan wahana antariksa," katanya.
"Saya sampai harus mencubit diri sendiri jika memikirkan hal itu dan harus mencubit diri sendiri juga karena saya sekarang menjadi astronom kerajaan!"
Pencapaian Profesor Dougherty menjadi lebih luar biasa karena ia tidak belajar IPA di SMP saat tinggal di Afrika Selatan, tempat ia dibesarkan.
"Ada pilihan di antara sekolah-sekolah. Salah satunya mengajarkan IPA, tetapi tidak ada teman saya yang pergi ke sana," katanya.
Michele DoughertyMichele Dougherty, 10 tahun, berfoto di samping ayahnya dan di belakang adiknya, Susie.
"Jadi sebagai anak 13 tahun, saya pikir, saya ingin tetap bersama teman-teman saya."
Namun Dougherty saat remaja sangat mahir dalam matematika sehingga ia diterima di jurusan sains di universitas.
"Beberapa tahun pertama sangat sulit. Rasanya seperti belajar bahasa baru," katanya.
Namun ia segera mengejar ketertinggalan dan datang ke Inggris untuk menjadi salah satu ilmuwan antariksa terkemuka di negara itu, menunjukkan keberanian dan bakat yang luar biasa.
"Saya mengiyakan hal-hal yang tidak saya tahu cara melakukannya, dan saya belajar seiring berjalannya waktu," katanya.
Baca juga:
Jabatan sebagai astronom UK (Astronomer Royal) sudah ada sejak pendirian Royal Observatory di Greenwich pada 1675.
John Flamsteed dari Derby adalah orang pertama yang mengisi jabatan itu.
Tugasnya saat itu sebagian besar adalah menasihati raja tentang penggunaan bintang untuk meningkatkan navigasi di laut.
Kurator senior observatorium, Louise Devoy, menjelaskan bahwa jabatan itu berkembang seiring waktu, menjadi salah satu suara ilmiah paling penting di negara itu.
"Pada 1800-an, Astronomer Royal mulai diminta untuk bertindak sebagai penasihat pemerintah, jadi itu mungkin untuk memberikan nasihat tentang kereta api atau jembatan atau telegrafi, berbagai macam topik di luar astronomi," katanya.
"Jika kita melompat ke abad ke-20, ini lebih tentang mengembangkan kolaborasi internasional, itulah mengapa ada para astronom Inggris yang bekerja di teleskop di Chili, Kepulauan Canary, dan bahkan Teleskop Antariksa James Webb."
Selama tiga setengah abad, sebanyak 15 pria telah memegang jabatan astronom paling senior untuk seluruh Inggris.
Namun di Royal Observatory di Edinburgh, Profesor Catherine Heyman telah memegang jabatan yang setara sebagai Astronomer Royal untuk Skotlandia sejak 2021.
Ia sangat gembira mendengar pengangkatan Dougherty.
"Selama 350 tahun terakhir, gelar Astronomer Royal dipegang oleh astronom pria kulit putih, dan hal itu mencerminkan seperti apa komunitas astronomi selama beberapa abad terakhir. Namun, segalanya berubah," katanya.
"Sains menjadi lebih beragam, yang memang diperlukan jika kita ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan besar ini, dan saya sangat gembira sekarang bahwa kedua Astronomer Royal di seluruh Inggris adalah perempuan, mencerminkan fakta bahwa sains adalah untuk semua orang," kata Catherine.
Michele DoughertyProfesor Dougherty datang ke Inggris untuk menjadi salah satu ilmuwan planet terkemuka di negara itu.
Profesor Dougherty tidak ingin membesar-besarkan fakta bahwa ia adalah perempuan pertama yang memegang jabatan di seluruh Inggris.
Namun ia berharap hal ini akan menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejaknya.
"Menurut saya ini penting. Saya pikir ketika anak-anak kecil, khususnya melihat seseorang yang mirip mereka melakukan pekerjaan yang mereka pikir tidak akan pernah mereka dapatkan kesempatannya, hal itu sedikit mengubah pola pikir mereka," ujarnya kepada BBC News.
Dougherty mengalami hal ini ketika ia menjabat sebagai kepala departemen fisika di Imperial College antara 2018 hingga 2024.
Selama kurun waktu itu, persentase mahasiswa perempuan tahun pertama yang datang ke Imperial meningkat dari sekitar 19 persen menjadi 25 persen.
"Bukan perubahan yang besar," katanya, "tetapi ada perubahan positif. Dan saya pikir itu karena para mahasiswi melihat bahwa saya berada di peran yang mungkin mereka cita-citakan di masa depan."
- Bagaimana dua astronaut menghabiskan waktu selama sembilan bulan terlantar di luar angkasa?
- Kapan bisa melihat tujuh planet sejajar dan apa manfaat fenomena ini?
- Matahari pernah memiliki 'saudara kembar', apa yang terjadi dengannya?
- Asteroid bawa elemen penting saat jatuh ke Bumi, kata peneliti
Tonton juga video "Astronom Temukan Objek Luar Angkasa Asing Diduga Teknologi Alien" di sini:
(ita/ita)