Perempuan Skotlandia yang diduga menginspirasi karakter penguntit Martha dalam serial "Baby Reindeer" menggugat Netflix atas dugaan pencemaran nama baik, kelalaian, dan pelanggaran privasi.
Dalam gugatannya, Fiona Harvey yang mengidentifikasi diri sebagai perempuan yang menjadi inspirasi tokoh Martha berargumen Netflix melakukan "kebohongan besar" tentang dirinya kepada lebih dari 50 juta pemirsa di seluruh dunia.
Harvey mengajukan ganti rugi senilai US$ 170 juta (setara Rp 2,7 triliun) melalui gugatan yang dia layangkan ke Pangadilan California, AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengklaim serial Baby Reindeer secara keliru menggambarkan dirinya sebagai penjahat yang menghabiskan waktu di penjara karena menguntit.
Netflix berkukuh akan "menghadapi kasus ini dengan penuh semangat".
Layanan streaming itu juga menegaskan akan membela hak pencipta dan bintang acara tersebut, komedian Skotlandia Richard Gadd, untuk "menceritakan kisahnya".
Gadd menulis serial tersebut berdasar pengalamannya dibuntuti oleh seorang perempuan yang ditemuinya di pub tempat dia bekerja.
Dia sebelumnya telah mengimbau para penggemar untuk menahan diri untuk tidak mencoba mengidentifikasi Martha.
Bagaimanapun, dia tidak disebutkan sebagai tergugat dalam gugatan Harvey.
Episode pertama dari mini-seri itu mengklaim bahwa "ini adalah kisah nyata".
Kredit akhir acara menyatakan bahwa program tersebut "didasarkan pada peristiwa nyata: namun karakter, nama, insiden, lokasi, dan dialog tertentu telah dibuat fiksi untuk tujuan dramatisasi".
Baik nama asli Gadd maupun Harvey tidak digunakan dalam serial ini, dan baik Netflix maupun Gadd tidak mengonfirmasi bahwa Martha didasarkan pada Harvey.
Sebelumnya, Harvey mengatakan dalam sebuah wawancara dengan presenter Inggris, Piers Morgan, bahwa serial yang menampilkan Martha sebagai penguntit itu adalah "sebuah karya fiksi".
Harvey menuduh Netflix dan komedian Skotlandia, Richard Gadd - penulis sekaligus bintang serial tersebut - telah "berbohong".
"Mereka menampilkannya sebagai kisah nyata, padahal sebenarnya tidak," ujar Harvey dalam wawancara tersebut.
"Dia berbohong dan mereka berbohong."
Ed Miller/NetflixDalam Baby Reindeer, Martha menjadi pengunjung tetap pub tempat Donny bekerja.
Perempuan Skotlandia berusia 58 tahun ini memberikan pernyataannya saat wawancara dengan Piers Morgan, setelah berhasil diidentifikasi secara online oleh para pemirsa serial tersebut yang penasaran dengan identitas perempuan yang menginspirasi sosok Martha.
Dalam wawancara tersebut, Harvey juga menuduh Gadd "meraup untung dari kesengsaraan saya".
Wawancara Harvey dan Morgan langsung memicu reaksi dari publik.
Stuart Heritage, jurnalis untuk surat kabar Inggris The Guardian, mengatakan bahwa wawancara Morgan "berbau eksploitasi kotor".
Sementara Ryan Coogan menulis di The Independent bahwa "dia [Morgan] tak bisa diharapkan menjadi sensitif, seperti halnya seseorang berharap ikan dapat memanjat pohon".
Baca juga:
Ryan kemudian menambahkan: "Morgan bukanlah masalahnya di sini; masalah sebenarnya dari wawancara ini adalah adanya pasar untuknya."
Ed Power menulis di The Telegraph bahwa "percakapan 60 menit bukanlah pertandingan antara Morgan dan Harvey, melainkan sesi tanya jawab yang membosankan."
BBC telah meminta komentar kepada Morgan, namun belum menerima tanggapan.
Dalam sesi wawancara tersebut, Morgan berulang kali menanyai Harvey tentang berapa banyak email, panggilan telepon, dan surat yang dia kirimkan kepada Gadd.
Komedian Gadd, sebelumnya, mengklaim bahwa penguntitnya mengirimkan 41.071 email, 350 jam pesan suara, 744 cuitan di X - dulu bernama Twitter, 46 pesan Facebook, dan 106 halaman surat.
Harvey mengklarifikasi ke Morgan bahwa dia "mungkin telah mengirim beberapa email" seraya mengatakan jumlahnya "kurang dari 10".
Selain itu, Harvey mengaku telah mengirimi surat kepada Gadd, serta 18 cuitan di X, namun tak ada pesan Facebook.
Harvey kemudian mengatakan bahwa dia "ragu" telah mengirimkan pesan suara kepada Gadd karena dia tak memiliki nomor teleponnya.
Morgan juga menanyainya tentang fakta bahwa Harvey menggunakan enam alamat email dan menanyakan pertanyaan lain, seperti nilai yang dia peroleh di sekolah hukum.
Menjelang akhir wawancara, Harvey mengatakan dia juga akan menuntut surat kabar Daily Mail.
BBC telah menghubungi surat kabar tersebut untuk dimintai tanggapan.
Tanda peringatan
Dalam kolom surat kabar The Sun, Morgan menulis: "saya merasa kasihan padanya karena diseret ke dalam mesin penghancur dengan cara seperti itu di depan umum."
BBC menghubungi Harvey, yang merupakan tersangka pelaku pelecehan, setelah wawancara, namun dia tidak bisa dimintai komentar.
Perempuan tersebut mengatakan kepada Daily Record bahwa dia "tidak senang" dengan wawancara tersebut dan telah dibayar Pound 250 (sekitar Rp 5 juta) untuk ikut serta.
Kesuksesan penonton
Baby Reindeer meraih kesuksesan besar bagi raksasa streaming Netflix, yang telah membuat banyak orang terpesona dan terganggu.
Harvey dengan tegas menyangkal kebenaran adegan-adegan penting dalam serial tersebut , termasuk adegan ketika karakter Martha melakukan pelecehan seksual terhadap Gadd di tepi kanal.
Dia juga membantah mengintimidasi keluarga Gadd atau muncul di rumah mereka.
"Saya bukan penguntit," tegasnya.
Di akhir serial Baby Reindeer, Martha digambarkan mengaku bersalah karena telah menguntit Gadd dan dijatuhi hukuman sembilan bulan penjara.
Namun, Harvey membantahnya. Dia mengaku tidak pernah dituduh melakukan kejahatan, apalagi masuk penjara.
"Itu sepenuhnya salah, sangat, sangat mencemarkan nama baik saya, sangat merusak karier saya," kata dia.
Pencarian internet
Pekan lalu, kepala kebijakan Netflix Benjamin King menghadiri sidang parlemen Inggris tentang film dan televisi. Dalam sidang itu, dia menegaskan bahwa perusahaannya mengambil "semua tindakan pencegahan yang wajar" untuk menyembunyikan identitas orang-orang yang menginspirasi karya Gadd.
"Kami tidak ingin menganonimkannya atau menjadikannya generik sehingga bukan lagi ceritanya, karena itu akan merusak maksud dari serial tersebut," jelasnya.
"Pada akhirnya, jelas sangat sulit untuk mengontrol apa yang dilakukan pemirsa, terutama di dunia di mana segala sesuatunya diperkuat oleh media sosial," tambahnya.
"Secara pribadi, saya tidak akan merasa nyaman di dunia di mana kami memutuskan yang terbaik bagi Richard [Gadd] untuk tetap diam dan tidak diizinkan menceritakan kisahnya."
- Pelanggan Netflix melonjak setelah berbagi password ditindak
- Netflix: Mengapa banyak orang berhenti berlangganan layanan streaming ini
- Kisah ratu narkoba Amerika Latin Griselda Blanco yang akan ditayangkan Netflix
Simak juga Video '1 Dekade Netflix Rombak Tampilan':