Polisi Rusia Gencar Gerebek Pesta Seks, Ada Apa?

Polisi Rusia Gencar Gerebek Pesta Seks, Ada Apa?

BBC Indonesia - detikNews
Sabtu, 06 Apr 2024 18:48 WIB
Setidaknya ada enam operasi penggerebekan polisi terhadap pesta bertema seks, baik yang digelar untuk publik maupun privat, terjadi dalam beberapa bulan terakhir. (Getty Images)
Jakarta -

Otoritas Rusia mengincar pesta seks menyusul keputusan Mahkamah Agung pada November 2023 yang menyebut gerakan LGBTQ sebagai "ideologi ekstremis".

Setidaknya ada enam operasi penggerebekan polisi terhadap pesta bertema seks, baik yang digelar untuk publik maupun privat, terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Meski begitu, beberapa pesta itu sebenarnya tidak berhubungan dengan komunitas LGBTQ.

Februari lalu, kepolisian Rusia menggerebek sebuah klub malam di kota Yekaterinburg, 1.500 kilometer sebelah timur Moskow. Klub itu mengadakan pesta bertema seks bertajuk "Blue Velvet".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para peserta pesta itu mengenakan balaclava untuk menyembunyikan identitas mereka.

Setidaknya 50 polisi ikut serta dalam penggerebekan itu dan beberapa di antaranya diyakini merupakan anggota pasukan keamanan khusus FSB, kata penyelenggara pesta kepada BBC Rusia.

ADVERTISEMENT

Polisi memaksa semua orang membuka topeng. Polisi juga meminta informasi pribadi mereka, kata salah satu penyelenggara pesta, Stanislav Slovikovsky.

"Mereka bertanya kepada saya apakah ada kelompok gay dan lesbian di pesta itu, apakah ada propaganda LGBT. Mereka juga menanyakan apakah ada orang yang memakai narkoba, meski hal itu tampaknya kurang menarik perhatian mereka," kata Slovikovsky.

Selama lebih dari satu dekade, pihak berwenang Rusia telah berusaha melarang homoseksualitas.

Rusia juga mencabut hak-hak anggota komunitas LGBTQ melalui serangkaian undang-undang yang mengidentifikasi gerakan LGBTQ sebagai ideologi ekstrem.

A Russian gay and LGBT rights activist shows sign reading Mendukung kelompok LGBTQ kini merupakan sebuah tindak pidana di Rusia. Pelakunya dapat dihukum hingga 10 tahun penjara. (AFP)

Pada tahun 2013, majelis rendah parlemen mengesahkan undang-undang yang melarang apa yang mereka sebut sebagai "propaganda LGBT". Regulasi ini secara efektif membatasi perdebatan publik mengenai hak-hak LGBTQ dan isu-isu terkait.

Pada tahun 2023, undang-undang anti-LGBTQ yang lebih ketat diberlakukan.

Juli 2023, parlemen melarang transisi transgender, yang sebenarnya diperbolehkan sejak tahun 1997. Parlemen juga melarang prosedur bedah yang menegaskan perubahan gender, terapi hormonal, dan perubahan gender dalam dokumen resmi.

November 2023, Mahkamah Agung Rusia menyebut gerakan LGBTQ sebagai "ideologi ekstremis".

LGBTQ ditambahkan ke daftar kelompok ekstremis, setara dengan ISIS dan Saksi-Saksi Yehuwa.

Mendukung LGBTQ kini merupakan tindak pidana di Rusia dan dapat dihukum hingga 10 tahun penjara.

Menyamar sebagai pesta BDSM

Pesta "Blue Velvet" yang digerebek tidak melakukan apa pun yang dianggap sebagai kejahatan, klaim Stanislav Slovikovsky kepada BBC News Rusia.

Slovikovsky mengatakan, pada pesta itu terdapat pertunjukan erotis dan beberapa di antaranya memiliki unsur BDSM, berbagai praktik seksual atau permainan peran di mana para peserta diundang untuk terlibat.

Pada saat yang sama, kata Slovikovsky, tidak ada ekspektasi atau tekanan terhadap para tamu untuk melakukan hubungan intim.

Kepolisian Kota Yekaterinburg kemudian membuat klaim bahwa aparat keamanan sedang melakukan serangan "pencegahan" malam itu.

Baca juga:

"Tidak ada yang bisa mengesampingkan bahwa komunitas LGBT dapat mengadakan pertemuan mereka dengan menyamar sebagai pesta BDSM," kata Dmitry Choukreev, anggota Dewan Publik Yekaterinburg.

Meskipun tindakan keras pihak berwenang terhadap komunitas LGBTQ meningkat dalam beberapa tahun terakhir, Choukreev menyebut "orang-orang ini belum hilang".

"Mereka masih perlu menghibur diri dan mengimplementasikan ide-idenya. Mereka mungkin mengadakan acara yang menyamar sebagai BDSM, yang untuk saat ini tidak dilarang," ujarnya.

RUSIA, SEKS

Sebuah pesta bertema seks bernama "Blue Velvet", para tamu mengenakan balaclava untuk menyembunyikan identitas mereka, digerebek pada Februari lalu. (BBC)

Pesta seks di Rusia telah bermunculan di kota-kota besar selama satu dekade terakhir, sebagian besar terbatas pada lingkungan perkotaan kosmopolitan.

Diperkirakan hanya sebagian kecil penduduk yang bergabung ke komunitas ini, antara lain kelas menengah yang memiliki pekerjaan di industri kreatif atau teknologi informasi.

Komunitas ini menjadi lambang liberalisme dan toleransi dalam masyarakat Rusia. Namun dengan munculnya sejumlah regulasi baru yang konservatif ini, komunitas tersebut berkembang di bawah tanah.

Skandal 'Hampir Telanjang'

Tindakan keras pihak berwenang Rusia terhadap pesta seks semakin banyak pada Desember lalu. Salah satu pemicunya adalah pesta ulang tahun artis media sosial sekaligus pembawa acara televisi, Anastasiya Ivleeva.

Di pesta itu, para tamu diminta untuk tampil dengan pakaian "hampir telanjang".

Pesta tersebut dipublikasikan di media sosial. Sejumlah peserta pesta itu adalah selebriti papan atas Rusia, termasuk tokoh media Rusia Kseniya Sobchak, putri dari rekan lama dan mentor Vladimir Putin, Anatoly Sobchak, serta penyanyi Philipp Kirkorov.

RUSIA, SEKSGetty ImagesBeberapa saluran televisi membeberkan informasi pribadi para peserta pesta seks yang digelar oleh Anastasiya Ivleeva.

Meskipun sebagian besar pakaiannya yang dipakai peserta pesta itu adalah pakaian dalam bertali, beberapa tamu memakai pakaian yang lebih terbuka. Penyanyi rap Vacio, misalnya, memakai kaus kaki di alat kelaminnya.

Foto-foto acara tersebut memicu kemarahan banyak orang.

Rapper Vacio dipenjara selama 15 hari atas tuduhan hooliganisme dan dijatuhi denda sebesar Rp34 juta.

Adapun, Ivleeva dihukum denda Rp158 juta karena mengadakan pesta tersebut. Ivleeva dan para tamunya dikabarkan mengalami masalah setelah foto-foto pestanya diperlihatkan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

Beberapa selebritas yang ikut serta dalam acara tersebut mengaku telah membatalkan penampilan mereka di media massa dan mendapat ancaman tuntutan pidana dari pengadilan.

Peristiwa ini terjadi usai Putin menggelorakan retorika "nilai-nilai tradisional" pasca pemilihan presiden yang membuatnya memenangkan masa jabatannya yang kelima.

'Intimidasi'

Penggerebekan yang terjadi baru-baru ini terhadap pesta seks mengikuti pola yang sama: polisi datang, memerintahkan semua orang untuk berbaring, dan mengambil rincian identitas semua orang.

Sebagian besar penggerebekan disiarkan oleh media pro-Kremlin, dan beberapa saluran televisi mengungkapkan informasi pribadi para peserta.

Tindakan keras ini tidak terbatas pada acara-acara publik. Setidaknya dalam dua kasus polisi muncul di sebuah pesta pribadi.

Beberapa tamu pria diancam akan dikirim untuk berperang di Ukraina, kata salah satu pengunjung pesta kepada BBC Rusia.

Setelah meningkatnya penggerebekan dan kebijakan mempermalukan peserta pesta seks di depan umum, penyelenggara pesta kini diselimuti ketakutan.

Popoff Kitchen party venueBBCPesta techno queer terkenal di Moskow, Popoff Kitchen, membatalkan semua acara mereka di Rusia.

Februari lalu, pesta techno queer di Moskow yang terkenal di kalangan komunitas LGBTQ, Popoff Kitchen, dan Kinky Party yang bertema seks, mengumumkan bahwa mereka akan berhenti mengadakan acara apa pun di Rusia.

"Kami menerima peringatan bahwa mulai sekarang tidak ada acara yang berkaitan dengan tema seks," kata penyelenggara Kinky Party dalam pernyataannya.

"Saya sepenuhnya menyadari bahwa kami adalah sebuah pertunjukan yang sempurna untuk menunjukkan bahwa pemerintah dapat menutup pesta yang paling terkenal sekalipun," kata Nikita Egorov-Kirillov dari Popoff Kitchen kepada BBC News Rusia.

"Pesta kami mustahil berlangsung jika kami tidak bisa menjamin keselamatan para tamu," tuturnya.

"Semua penggerebekan, intimidasi, penggalian informasi pribadi orang-orang hanya terjadi sekali, hanya itu, tapi Anda tidak akan bisa lagi meyakinkan orang-orang bahwa pesta Anda aman," ucapnya.

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads