AS Dkk Sudah Terapkan 16 Ribu Sanksi Terhadap Rusia, Apa Dampaknya?

AS Dkk Sudah Terapkan 16 Ribu Sanksi Terhadap Rusia, Apa Dampaknya?

BBC Indonesia - detikNews
Kamis, 07 Mar 2024 23:30 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin (Via BBC)
Jakarta -

Amerika Serikat, Inggris dan Uni Eropa mengumumkan sejumlah sanksi baru terhadap Rusia, dua tahun setelah negara itu menginvasi Ukraina.

Penerapan saksi itu sekaligus menandai sepekan setelah kematian pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny.

Apa itu sanksi yang diterapkan terhadap Rusia?

Sanksi adalah hukuman yang diterapkan oleh salah satu negara terhadap negara lainnya, demi menghentikan tindakan agresi negara yang dikenakan sanksi, atau karena melanggar hukum internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sanksi merupakan salah satu tindakan terberat yang dapat diambil oleh suatu negara, selain perang.

Apa saja sanksi terbaru terhadap Rusia?

Baru-baru ini Presiden AS Joe Biden mengumumkan sanksi terhadap 500 perusahaan Rusia dengan maksud menyasar mesin perang Rusia. Pembatasan ekspor akan diberlakukan pada hampir 100 perusahaan atau individu untuk membatasi kemampuan Rusia memproduksi senjata.

ADVERTISEMENT

Presiden Joe Biden mengatakan sanksi tersebut juga akan menyasar orang-orang yang terkait dengan pemenjaraan Alexei Navalny, pemimpin oposisi yang meninggal di penjara Rusia di kawasan Arktik.

Sementara itu, Inggris telah membekukan aset enam petinggi penjara tersebut, dan melarang mereka bepergian ke Inggris.

Katedral Santo Basil di MoskowGetty ImagesKatedral Santo Basil di Moskow

Inggris juga menerapkan larangan baru untuk ekspor logam, permata dan energi dari Rusia.

Adapun Uni Eropa mengumumkan sanksi terhadap 200 organisasi dan individu yang disebut membantu Rusia mendapatkan senjata, atau mengambil anak-anak Ukraina dari rumah mereka.

Apa saja sanksi lainnya yang sudah diterapkan terhadap Rusia?

Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, AS, Inggris dan Uni Eropa, bersama negara-negara lain termasuk Australia, Kanada, dan Jepang, telah menerapkan lebih dari 16.500 sanksi terhadap Rusia.

Sasaran mereka adalah melemahkan perekonomian Rusia.

Cadangan mata uang asing senilai USD 350 miliar (sekitar Rp 5.473 triliun) sekitar setengah total cadangan mata uang asing yang dimiliki Rusia telah dibekukan.

Alexei NavalnyGetty ImagesKematian pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny telah memicu penerapan sanksi baru terhadap Rusia.

Sekitar 70% aset bank-bank Rusia juga dibekukan, menurut Uni Eropa, dan beberapa di antaranya dikeluarkan dari Swift, layanan pesan berkecepatan tinggi untuk lembaga keuangan.

Negara-negara Barat juga menerapkan:

  • larangan ekspor teknologi Rusia yang mungkin digunakan untuk pembuatan senjata
  • larangan impor emas dan permata dari Rusia
  • larangan penerbangan dari Rusia
  • memberikan sanksi terhadap oligarkh - pengusaha kaya raya yang terkait dengan Kremlin - dan menyita kapal mereka

Vladimir Putin sedang melakukan aktivitas berkuda, 2009.AFPVladimir Putin sedang melakukan aktivitas berkuda, 2009.

Industri minyak bumi Rusia juga menjadi sasaran utama lainnya.

AS dan Inggris melarang minyak bumi dan gas Rusia. Sementara Uni Eropa melarang impor minyak mentah melalui laut.

G7 - organsisasi yang terdiri dari tujuh negara dengan ekonomi paling maju di dunia - telah memberlakukan harga maksimum US$60 (sekitar Rp938.790) per barel untuk minyak mentah Rusia, demi mencoba mengurangi pendapatannya.

Perusahaan Barat mana saja yang telah meninggalkan Rusia?

Roman AbramovichReutersRoman Abramovich, mantan pemilik klub sepak bola Inggris Chelsea, adalah salah satu oligark Rusia yang dikenai sanksi

Ratusan perusahaan besar, termasuk McDonald's, Coca-Cola, Starbucks dan Heineken telah berhenti menjual dan memproduksi barang di Rusia.

Namun, beberapa masih melakukan bisnisnya di Rusia.

PepsiCo, misalnya, dituduh terus menjual produk makanan di Rusia. BBC juga menemukan bahwa perusahaan kosmetik Amerika, Avon, membuat barang di sebuah pabrik dekat Moskow.

Bagaimana Rusia menghindari sanksi-sanksi itu?

Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim sanksi-sanksi Eropa tak berdampak apa pun bagi negaranya, dengan mengatakan: "[Ekonomi] kami tumbuh, dan mereka menurun."

Rusia berhasil menjual minyak mentah ke luar negeri dengan harga lebih tinggi dari yang telah diterapkan negara-negara G7, menurut Atlantic Council, sebuah lembaga pemikir asal AS.

Menurut lembaga itu, "armada bayangan" yang terdiri dari sekitar 1.000 kapal tanker digunakan untuk mengirimkannya.

Badan Energi Internasional mengatakan Rusia masih mengekspor 8,3 juta barel minyak per hari dan berhasil meningkatkan pasokan ke India dan Tiongkok.

Rusia juga masih bisa mengimpor barang-barang yang dikenai sanksi oleh negara-negara Barat dengan membelinya dari negara-negara lain, seperti Georgia, Belarusia, dan Kazakhstan, menurut para peneliti dari King's College London.

China telah menjadi pemasok penting produk-produk berteknologi tinggi sebagai alternatif dari produk-produk yang diproduksi di Barat, kata Dr Maria Snegovaya dari lembaga pemikir AS, Center for Strategic and International Studies.

"China menjual chip dan komponen lain yang diperlukan untuk menjaga produksi militer [Rusia] tetap berjalan," katanya.

"Rusia tidak akan mampu melakukan hal itu tanpa bantuan Tiongkok."

Pada 2023, AS mulai menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan di negara-negara seperti Kyrgyzstan, yang telah mengekspor teknologi buatan Barat ke Rusia.

Apa dampak sanksi itu terhadap perekonomian Rusia?

Pada 2022, tahun pertama Perang Ukraina berlangsung ekonomi Rusia menyusut 2,1%, menurut Dana Moneter Internasional (IMF).

Akan tetapi, IMF memperkirakan bahwa ekonomi Rusia tumbuh 2,2% pada 2023 dan memprediksi pertumbuhan ekonomi sebesar 1,1% pada 2024.

Kendati demikian, Departemen Keuangan AS mengklaim sanksi tersebut benar-benar merugikan Rusia, karena telah memangkas 5% pertumbuhan ekonomi yang mungkin dicapai selama dua tahun terakhir.

Graph showing Russia's GDP growth with sanctions, and had no sanctions been imposed BBC

"Sanksi-sanksi ini tidak membuat perang ini cukup merugikan Rusia," kata Dr Snegovaya, "dan itu berarti perang ini dapat terus berlanjut untuk beberapa waktu ke depan".

Namun, Departemen Keuangan AS juga mengatakan bahwa perang di Ukraina dan sanksi telah menyebabkan lebih dari satu juta orang banyak dari mereka adalah generasi muda dan berpendidikan tinggi meninggalkan Rusia.

Pemerintah Rusia juga telah memangkas dana kesehatan dan mengalokasikannya untuk perang di Ukraina, menurut Kementerian Pertahanan Inggris.

"Ini utamanya berdampak pada warga di pedesaan," menurut James Nixey dari Catham House, lembaga pemikir yang berbasis di London dan berfokus pada isu luar negeri.

"Pemerintah [Rusia] memangkas dana bagi mereka, ketimbang bagi orang-orang yang tinggal di kota besar, yang mungkin menuai pemberontakan."

(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads