Putusan Pengadilan AS Anggap Embrio Beku adalah Bayi, Apa Dampaknya?

Putusan Pengadilan AS Anggap Embrio Beku adalah Bayi, Apa Dampaknya?

BBC Indonesia - detikNews
Selasa, 27 Feb 2024 17:46 WIB
Fertilisasi in vitro atau bayi tabung membantu para perempuan dengan masalah kesehatan (Getty Images)
Jakarta -

Ini adalah putusan pengadilan yang menjadi awal babak baru dalam perjuangan hak-hak reproduksi di Amerika.

Mahkamah Agung negara bagian Alabama, AS, baru-baru ini mengeluarkan putusan yang menganggap embrio beku sebagai "bayi", yang juga mengatur konsekuensi kepada mereka yang terlibat pada pemusnahan embrio yang tak disengaja.

Imbas dari putusan ini, fasilitas kesehatan Universitas Alabama rumah sakit terbesar di AS bagian selatan menghentikan layanan in vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung, sebagai upaya pencegahan terhadap kemungkinan tuntutan pidana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Institusi tersebut menyatakan akan terus mengambil sel telur dari indung telur perempuan. Namun, mereka akan menghentikan langkah selanjutnya dalam proses IVF, yakni ketika sel telur dibuahi dengan sperma sebelum ditanamkan ke rahim.

"Kami sedih karena hal ini akan mempengaruhi upaya pasien kami memiliki bayi melalui IVF," kata lembaga tersebut dalam sebuah pernyataan.

ADVERTISEMENT

"Namun kami harus mengevaluasi kemungkinan pasien dan dokter kami dapat dituntut secara pidana atau menghadapi gugatan ganti rugi karena melakukan program IVF."

Tak lama kemudian, klinik kesuburan Alabama Fertility juga menangguhkan prosedur bayi tabung karena "risiko hukum" yang kini mereka hadapi.

Pakar medis and aktivis hak-hak reproduksi memperingatkan bahwa putusan pengadilan ini dapat berdampak negatif pada prosedur kesuburan di Alabama dan negara bagian lainnya.

Sebaliknya, kelompok konservatif menyatakan puas dengan putusan tersebut, dengan menegaskan bahwa embrio sekecil apa pun berhak mendapat perlindungan hukum.

Apa yang menyebabkan putusan ini?

Putusan ini bermula dari gugatan yang diajukan oleh tiga pasangan yang embrionya hilang di klinik kesuburan pada 2020 silam.

Seorang pasien disebut memasuki tempat penyimpanan embrio dan secara tak sengaja menjatuhkannya. Akibatnya, embrio tersebut hancur.

Pasangan tersebut kemudian menggugat Center for Reproductive Medicine and Mobile Nursing Association atas kesalahan yang menyebabkan kematian anak.

Pengadilan yang lebih rendah telah memutuskan bahwa embrio tidak dianggap sebagai bayi atau anak.

Namun dalam putusan yang lebih tinggi, Mahkamah Agung Alabama memihak pasangan penggugat dan memutuskan bahwa embrio beku dianggap sebagai "bayi".

Setuju dengan pendapat mayoritas hakim, Hakim Agung Tom Parker menulis: "Bahkan sebelum mereka dilahirkan, semua umat manusia memiliki citra Tuhan, dan kehidupan mereka tak dapat dihancurkan tanpa menghapus kemuliaan-Nya."

Apa implikasi putusan ini?

Putusan Mahkamah Agung tersebut tidak melarang atau membatasi program bayi tabung, dan faktanya, pasangan yang mengajukan gugatan ini telah menjalani prosedur tersebut.

Namun, putusan itu berpotensi menimbulkan kebingungan mengenai aspek legalitas dari program bayi tabung menurut hukum yang diterapkan di Alabama, kata para ahli.

Jika embrio dianggap sebagai manusia, hal ini dapat menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana embrio tersebut dapat digunakan dan disimpan di klinik.

Direktur kebijakan di Center for Reproductive Rights, Elisabeth Smith, berkata kepada BBC: "Tidak semua embrio [bayi tabung] dapat digunakan."

"Memberlakukan undang-undang yang memberikan implikasi hukum pada embrio dapat menimbulkan konsekuensi buruk bagi penggunaan IVF, sebuah ilmu yang diandalkan banyak orang untuk membangun keluarga mereka."

Alabama

Seperti di negara-negara lain, aborsi telah menjadi isu yang memecah belah di Alabama. (Getty Images)

Ketidakjelasan undang-undang yang mengatur tentang ini juga dapat meluas ke pasien itu sendiri, yang mungkin memiliki pertanyaan tentang apakah prosedur tersebut sah atau tidak.

Asosiasi Medis Negara Bagian Alabama mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Pentingnya putusan ini mempengaruhi semua warga Alabama dan kemungkinan akan mengakibatkan lebih sedikit bayi - anak, cucu, keponakan, dan sepupu - karena pilihan kesuburan terbatas bagi mereka yang menginginkan untuk memiliki keluarga.

Bagaimana pengaruhnya terhadap perdebatan nasional?

Ketika Mahkamah Agung AS membatalkan hak untuk mengakhiri kehamilan di seluruh negeri pada tahun 2022, Mahkamah Agung membuka pintu bagi negara bagian untuk membuat undang-undang mereka sendiri mengenai masalah tersebut.

Sejak putusan tersebut, negara-negara bagian yang dikuasai oleh Partai Demokrat telah memperluas akses terhadap aborsi, sementara negara-negara bagian yang dipimpin oleh Partai Republik justru membatasinya.

Sebelum putusan ini, Alabama sudah melarang aborsi di semua fase kehamilan.

Gedung Putih menyebut keputusan negara bagian yang baru ini merupakan "kekacauan yang kita harapkan ketika Mahkamah Agung membatalkan Roe v. Wade dan membuka jalan bagi politisi untuk mempengaruhi salah satu keputusan paling pribadi yang dapat diambil oleh sebuah keluarga."

Demonstrasi pro-aborsi

Sejak tahun 2022, aborsi telah menjadi pusat perdebatan di AS. (Getty Images)

Mereka yang menentang penghentian kehamilan secara hukum juga mengikuti dengan cermat putusan ini.

Pertanyaan mengenai kapan embrio atau janin secara hukum dianggap sebagai seseorang merupakan salah satu faktor dalam banyak pembatasan aborsi di negara bagian.

Alliance Defending Freedom, sebuah kelompok hukum Kristen konservatif, menggambarkan keputusan Mahkamah Agung Alabama sebagai "kemenangan luar biasa seumur hidup".

"Apa pun kondisinya, setiap kehidupan manusia berharga sejak saat pembuahan," kata Denise Burke kepada BBC.

"Kami bersyukur pengadilan dengan tepat menemukan bahwa hukum Alabama mengakui kebenaran mendasar ini."

Aktivis anti-aborsi lainnya menyatakan bahwa IVF bukanlah masalah etika yang jelas di mata mereka dibandingkan dengan penghentian kehamilan.

Eric Johnston, seorang pengacara yang membantu merancang undang-undang aborsi di Alabama pada tahun 2018, mengatakan kepada BBC: "Secara umum, komunitas pro-kehidupan akan mengatakan bahwa telur yang telah dibuahi membutuhkan perlindungan."

Namun dia mengakui bahwa ada pasangan dengan pandangan anti-aborsi yang telah menggunakan IVF untuk memiliki anak, dan dia mengatakan dia tidak akan pernah mengutuk mereka.

"Ini adalah sebuah dilema, dan dilema adalah sesuatu yang Anda sendiri tidak memiliki jawaban yang memuaskan," tambahnya.

Apa itu bayi tabung atau IVF?

Bayi tabung atau IVF membantu seorang perempuan yang mengalami kesulitan untuk hamil.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, sekitar2% kehamilan di AS(sekitar 97.000 kasus) adalah hasil IVF.

Prosesnya melibatkan pengeluaran sel telur dari ovarium dengan jarum dan menggabungkannya dengan sperma di laboratorium.

Embrio yang telah dibuahi kemudian ditanamkan ke dalam rahim perempuan, dimana kehamilan dapat berkembang.

Namunproses tersebut bukan jaminan terjadinya kehamilan.Jika tidak berhasil, diperlukan lebih banyak upaya untuk mencapai kehamilan.

Dalam beberapa kasus, seperti di Alabama, embrio yang telah dibuahi dibekukan dan disimpan dalam tangki berisi nitrogen cair.

Menurut para ahli, embrio beku bisa bertahan selama beberapa dekade.

Un procedimiento de FIV

Getty Images

Bagaimana dampaknya terhadap negara bagian lain?

Negara bagian AS cenderung meniru undang-undang negara bagian lain. Tren ini terlihat dalam kasus aborsi.

Meskipun keputusan Alabama hanya berlaku di negara bagian tersebut, para ahli mencatat bahwa di negara bagian lain mungkin ada upaya legislatif atau tuntutan hukum yang bertujuan untuk mempromosikan konsep bahwa embrio beku secara hukum harus dianggap sebagai makhluk hidup.

Namun mereka mencatat bahwa tampaknya kecil kemungkinan kasus ini akan berakhir di Mahkamah Agung AS, seperti halnya masalah aborsi.

Sebab, putusan Mahkamah Agung Alabama berasal dari pengadilan negara bagian dan menyangkut penafsiran undang-undang negara bagian, bukan penafsiran undang-undang federal.

Bagaimana pengaruhnya terhadap pemilu?

Hak untuk mengakhiri kehamilan telah menjadi isu yang menguntungkan bagi Partai Demokrat sejak Mahkamah Agung membatalkan Roe v. Wade yang menjamin hak konstitusional untuk mengakhiri kehamilan.

Menyusul keputusan Alabama, kandidat dari Partai Demokrat dapat berjanji untuk berupaya melindungi akses terhadap perawatan kesuburan di seluruh Amerika Serikat.

Politisi Partai Republik, pada bagiannya, cenderung memihak kelompok agama konservatif yang ingin melarang atau membatasi aborsi di negara tersebut.

Calon presiden dari Partai Republik Nikki Haley, satu-satunya pesaing yang tersisa dalam persaingan melawan Donald Trump untuk kandidat presiden, pada Kamis (22/02) menyatakan dukungannya terhadap putusan Mahkamah Agung Alabama.

"Bagi saya, embrio adalah bayi," katanya.

"Ketika Anda berbicara tentang embrio, Anda sedang membicarakan hal itu."

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads