Aparat Myanmar menyerahkan tiga gembong penipuan asal China ke Beijing. Orang-orang ini disebut menyelundupkan ribuan warga asing yang kemudian dipaksa menjalankan bisnis penipuan online.
Ketiga individu itu adalah Bai Suocheng, Wei Chaoren dan Liu Zhengxiang - mereka memimpin tiga dari empat keluarga yang "menguasai" Kota Laukkaing - seperti film Godfather.
Laukkaing sendiri terletak di perbatasan timur laut Myanmar dengan China.
Ketiga gembong tersebut diboyong ke China dengan pesawat carteran bersama tujuh orang lainnya.
Peristiwa paling anyar ini kian memperlihatkan keruntuhan mafia China di Myanmar yang terkenal tidak tersentuh hukum karena didukung militer. Ini juga memperlihatkan rezim militer Myanmar semakin lemah.
Tentara Myanmar - yang terjebak dalam kebuntuan sejak merebut kekuasaan pada awal 2021 - kini menderita kekalahan dalam pertempurannya melawan pasukan-pasukan etnis di lebih dari satu front.
Jenderal Min Aung Hlaing dikenal menyokong mafia China di Laukkaing. Selama bertahun-tahun, pemerintah China menekan rezim Min Aung Hlaing untuk mengontrol pusat-pusat bisnis penipuan online.
Banyak orang diketahui terjebak di tempat-tempat ini dan dipaksa menjalankan penipuan via telepon dan daring yang menyasar korban di berbagai tempat.
Ketidaknyamanan China atas apa yang terjadi Laukkaing mendorong tiga kelompok pemberontak untuk melancarkan serangan terkoordinasi terhadap militer pada akhir Oktober tahun lalu.
Hal ini mempercepat kejatuhan para keluarga mafia.
Baca juga:
Keempat keluarga 'Godfather' mengendalikan Laukkaing sejak 2009. Liu Guoxi, yang memimpin keluarga keempat, meninggal dunia tahun 2020.
Di bawah kekuasaan keluarga-keluarga mafia ini, Laukkaing bertransformasi dari kota perbatasan nan miskin menjadi sarang kriminalitas - terutama bisnis penipuan online yang uangnya menggiurkan.
PBB memperkirakan ratusan ribu orang di Asia Tenggara menjadi korban perdagangan manusia dan "disalurkan" ke pusat-pusat bisnis ini.
"Selama ini, kelompok-kelompok kriminal di Myanmar utara secara terbuka mengorganisir geng penipuan bersenjata dan melakukan penipuan terhadap warga negara China," ujar Kementerian Keamanan Publik China pada Selasa (30/01)
Kementerian juga menuduh kelompok-kelompok ini melakukan "berbagai kejahatan kekerasan yang berat," seperti pembunuhan, penyiksaan, dan penahanan ilegal.
Pada Desember silam, Beijing mengumumkan imbalan kepada siapapun yang bisa menangkap para pelaku dan jaringan mereka yang disebut sebagai "biang keladi". Beijing juga mengirim tim ke Myanmar untuk bekerja sama dengan pihak berwenang setempat.
Di bawah kekuasaan keluarga-keluarga mafia ini, Laukkaing bertransformasi dari kota perbatasan nan miskin menjadi sarang kriminalitas - terutama bisnis penipuan online yang uangnya menggiurkan (Getty Images)
Lemahnya militer Myanmar membuka jalan bagi China untuk menindak sarang penipuan di Laukkaing.
Sejauh ini, sekitar 44.000 orang yang diduga terlibat dalam bisnis penipuan telah diserahkan aparat Myanmar ke China, menurut pernyataan Kementerian Keamanan Publik.
Baca juga:
China menyebut penangkapan tiga kepala keluarga mafia sebagai "pencapaian bersejarah".
Rekaman yang ditayangkan di saluran TV berbahasa China menunjukkan puluhan personel Unit Senjata dan Taktik Khusus mengawal para tersangka turun dari pesawat di Kunming sampai masuk ke mobil-mobil polisi.
Para Godfather Laukkaing
oleh Jonathan Head
"Empat keluarga" Laukkaing yang bertindak layaknya mafia-mafia di film Godfather punya kedekatan dengan militer Myanmar
Kedekatan ini membuat mereka mampu mengembangkan jaringan bisnis di Myanmar - termasuk juga saham-saham di sektor pertambangan, energi, dan kasino di negara-negara lainnya seperti Kamboja.
"Empat keluarga" ini membangun hubungan dengan jaringan kriminal terorganisir di Makau dan China bagian tenggara.
Di bawah kekuasaan mafia ini, Laukkaing yang terpencil dan miskin menjelma menjadi pusat kasino yang dipenuhi menara-menara tinggi dan tempat-tempat mesum.
Awalnya, kasino-kasino di Laukkaing dibangun untuk meraup untung dari warga China yang gemar berjudi tapi tidak bisa melakukannya di China atau negara-negara di sekitar karena ilegal.
Seiring berjalannya waktu, kasino-kasino Laukkaing berubah menjadi sarang pencucian uang, penyelundupan, dan khususnya lusinan pusat penipuan.
Lebih dari 100.000 warga asing - sebagian besar warga China - terjebak di pusat-pusat "bisnis" ini. Orang-orang ini setiap harinya dipaksa banting tulang berjam-jam menipu korban-korban di seluruh dunia secara online.
Laukkaing bisa dibilang mirip dengan kota Wild West di Amerika masa lalu yang perkembangannya pesat di mana semuanya bebas dilakukan dan apa pun bisa dibeli dan dijual.
Layaknya film-film bertema Wild West, kadang-kadang pecah perang - menggunakan pistol, tentunya - antar bisnis penipuan yang menjadi saingan. Ada pula orang-orang "kuat" yang menjadikan singa dan harimau sebagai binatang peliharaan mereka.
(nvc/nvc)