Kisah Remaja Inggris Hilang 6 Tahun dan Ditemukan di Pedalaman Prancis

Kisah Remaja Inggris Hilang 6 Tahun dan Ditemukan di Pedalaman Prancis

BBC Indonesia - detikNews
Sabtu, 23 Des 2023 17:23 WIB
Alex Batty ketika diwawancarai oleh surat kabar Inggris, The Sun
Alex Batty ketika diwawancarai oleh surat kabar Inggris, The Sun (The Sun)
London -

Remaja Inggris Alex Batty yang hilang selama enam tahun mengungkapkan bahwa dia berbohong tentang detail pelariannya demi melindungi ibu dan kakeknya dari kejaran polisi.

Remaja berusia 17 tahun ini dinyatakan hilang pada 2017 setelah liburan dengan ibu dan kakeknya di Spanyol. Dia ditemukan di Pyrenees, pegunungan terpencil di barat daya Prancis pada awal Desember 2023.

Dalam wawancara dengan The Sun, Alex mengatakan dirinya mengarang cerita tentang perjalanan empat hari melewati Prancis, dengan harapan hal itu akan menghentikan kepolisian untuk melacak ayah dan ibunya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya berbohong untuk mencoba melindungi ibu dan kakek saya, tapi saya sadar mereka mungkin akan tertangkap," katanya kepada The Sun.

"Saya tidak tersesat. Saya tahu persis ke mana saya akan pergi," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Pemuda itu mengatakan kepada surat kabar Inggris tersebut bagaimana dia meninggalkan ibunya, Melanie, 43, dan kakeknya, David, 64, setelah enam tahun berkelana di Eropa: "Saya bertengkar dengan ibu saya dan saya bertekad untuk pergi karena saya tidak bisa tinggal bersamanya."

Alex mengaku sudah bosan terus-menerus berpindah rumah dan bekerja bersama kakeksnya untuk mendapatkan makanan dan tempat menginap.

Dia mengaku kepada The Sun bahwa dia tak pernah sekolah selama enam tahun terakhir. Dia belajar bahasa, matematika dan ilmu komputer dari buku yang dia temukan.

Selama enam tahun yang ia habiskan dalam pengembaraan, ia hanya mempunyai satu teman seusianya: seorang gadis Spanyol yang ia temui di sebuah kafe.

"Dari satu tempat ke tempat lain. Tidak ada teman, tidak ada kehidupan sosial. Bekerja, bekerja, bekerja dan tidak belajar."

Ia menjelaskan bahwa ambisinya untuk belajar di perguruan tinggi mendorongnya untuk meninggalkan cara hidupnya di Pyrenees Prancis.

Alex kemudian mengisahkan tentang awal mula pelariannya dan alasan yang mendorongnya pergi.

Keraguan yang terus menguat akan nasibnya telah muncul setahun lalu, ujar Alex kepada The Sun, karena mimpinya untuk menjadi insinyur perangkat lunak terasa semakin jauh untuk digapai.

"Saya menyadari itu bukan cara yang bagus untuk menjalani masa depan saya," katanya.

Kehidupan yang bisa dia bayangkan jika dia tetap tinggal bersama ibunya adalah "berpindah-pindah, tidak punya teman, tidak ada kehidupan sosial. Bekerja, bekerja, bekerja dan tidak belajar," kata remaja berusia 17 tahun itu, menggambarkan masa remaja yang terisolasi secara sosial.

Setahun yang lalu, ia mendapat ide untuk kembali ke Inggris bersama kakeknya, yang menurutnya masih hidup ketika dia melarikan diri awal bulan ini. Kendati begitu, polisi Prancis berspekulasi bahwa sang kakek mungkin telah meninggal beberapa bulan lalu.

Dia memilih untuk tidak berkonsultasi dengan ibunya karena dia mengatakan ibunya menentang rencananya untuk kembali ke Inggris, khawatir dia akan dirawat jika dia kembali.

"Dia tidak terlalu terbuka terhadap pendapat orang lain, padahal kakek lebih suka mendengarkan," kata Alex.

Pada hari Senin, 11 Desember, sekitar tengah malam, Alex meninggalkan ibunya ketika sedang terlelap.

Dia telah mengisi ranselnya dengan empat T-shirt, tiga celana, kaus kaki, celana, skateboard, senter, 100 euro dan sebuah pisau.

Tujuan Alex adalah mencapai kota terdekat, Toulouse, sekitar 110 km ke utara.

Di tengah perjalanan, Alex ditemukan oleh sopir pengiriman yang melihatnya di jalan di kaki bukit Pyrenee, dekat Toulouse pada suatu dini hari.

Peta

BBC

Sang sopir, mahasiswa farmasi Perancis bernama Fabien Accidini, mengatakan Alex memberitahunya bahwa dia telah berjalan di Pyrenees selama empat hari empat malam, tidur di siang hari dan berjalan terutama di malam hari agar tidak terlihat.

Yang dia punya hanyalah uang tunai sebanyak 100 (setara Rp1,7 juta), tanpa ponsel dan dia menuju Toulouse. Dia mengaku makan apa saja yang bisa dia temukan di ladang dan kebun, kata Accidini sebelumnya.

Accidini kemudian mengantar remaja itu ke Revel, dan meninggalkannya bersama polisi setempat yang memeriksa identitasnya dan membawanya ke Toulouse sebelum Alex dibawa ke kampung halaman.

Nenek Alex, Susan Caruana mengatakan kepada BBC pada tahun 2018 bahwa dia yakin ibu Alex, Melanie Batty dan kakek David Batty, telah membawanya untuk tinggal bersama komunitas spiritual di Maroko.

Dia mengatakan saat itu mereka sedang mencari gaya hidup alternatif dan tidak ingin Alex bersekolah.

Melanie dan David Batty meninggalkan Manchester Raya bersama Alex untuk liburan selama sepekan ke Marbella di Spanyol pada 30 September 2017.

Dia terakhir terlihat di Pelabuhan Malaga pada 8 Oktober tahun itu, hari dimana mereka diperkirakan akan kembali ke Inggris.

Dalam wawancaranya dengan tabloid The Sun, Alex mengaku cemas setelah dia "menceploskan" cerita karangan kepada sopir yang menemukannya.

"Saya berpikir, 'Oh Zack, apa yang telah kamu lakukan'," katanya, merujuk pada nama palsu yang dia gunakan setelah menghilang pada 2017 silam.

Reuni dengan keluarganya di Inggris sangat emosional.

Alex mengatakan dia "sangat senang" melihat kakeknya yang lain dan "gemetar" saat bertemu kembali dengan neneknya yang tinggal di Oldham, Inggris.

"Saya berjalan melewati pintu dan dia [sang nenek] ada di ruang tamu [...] Saya mulai gemetar dan memeluknya erat-erat," ujar Alex.

"Rumahnya sudah berbeda sekarang, tapi masih sama. Perbedaan terbesarnya adalah ketika aku pergi, aku masih kecil, tapi sekarang tinggi badanku 1,8 meter dan terlalu besar untuk tempat tidur. Senang bisa kembali."

Remaja tersebut mengatakan ia memiliki ambisi untuk melanjutkan kuliah, melanjutkan belajar bahasa Prancis, dan mempelajari ilmu komputer.

"Saya mengerti banyak bahasa Prancis, jadi saya tidak akan berhenti belajar. Saya akan terus belajar. Saya ingin belajar ilmu komputer atau keamanan siber atau pengembangan blockchain."

"Saya akan sibuk belajar dan mengejar ketinggalan," katanya.

Pengadilan Inggris memutuskan bahwa Alex akan tetap berada di bawah perlindungan hukum khusus, menurut The Sun. Neneknya akan merawat Alex hingga dia berusia 18 tahun dalam dua bulan mendatang.

Tonton juga Video: Ilmuwan di Inggris Mulai Meneliti Sampel Asteroid Bennu

[Gambas:Video 20detik]




(nvc/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads