Menteri Kesehatan Palestina, Mai Al-Kaila, mengatakan kepada BBC bahwa dia belum melihat bukti adanya pusat komando Hamas di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza. Dia menegaskan bahwa pasukan Israel "perlu menunjukkan" bukti.
Mai Al-Kaila berbicara sehari setelah pasukan Israel menyerbu gedung RS Al-Shifa pada Rabu (15/11) dengan dalih bahwa Hamas memiliki basis besar di sana.
Serbuan Israel telah memasuki hari kedua, sebagaimana dikemukakan Direktur Rumah Sakit Al-Shifa, Muhammad Abu Salmiya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan pihaknya kini kehabisan oksigen dan air sehingga pasien "menjerit karena kehausan.
Menurutnya, kondisi di Al-Shifa "tragis apalagi mengingat fasilitas itu menampung lebih dari 650 pasien, 500 staf medis, dan 5.000 pengungsi.
Baik intelijen Israel maupun AS mengatakan Hamas telah menggunakan terowongan di bawah rumah sakit sebagai pusat komando. Hamas membantah hal ini.
Pada hari Kamis (16/11), Osama Hamdan, pemimpin paling senior Hamas di Libanon, mengejek klaim Israel, dengan mengatakan bahwa semua senjata telah dibawa dan ditaruh di RS Al-Shifa oleh orang Israel.
Tunjukkan kepada kami
Mai Al-Kaila mengatakan kepada BBC Arabic, "Rumah Sakit harus dilindungi dan digunakan untuk melaksanakan... tugas profesional. Namun Rumah Sakit Al-Shifa telah berada di bawah pengepungan Israel selama lima hari, jadi jika ada markas Hamas [di sana], mereka perlu menunjukkannya kepada kami.
"Ini tidak berarti bahwa untuk mempertahankan posisi tertentu, kami mengabaikan seluruh masalah rumah sakit dan layanannya, serta 10.000 warga sipil yang berada di rumah sakit ini dan menderita.
"Inilah mengapa saya meyakini perang ini harus dihentikan karena berdampak buruk bagi semua orang dan tidak ada yang menang."
BBC memasuki RS Al-Shifa
BBC
BBC dan salah satu kru televisi AS diundang oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk melihat apa yang menurut Israel telah mereka temukan sejauh ini di RS Al-Shifa.
Pada Rabu (15/11), BBC diperlihatkan senapan, amunisi dan pelindung tubuh, yang menurut Israel disembunyikan Hamas di sana.
Kunjungan BBC dikontrol dengan ketat dan wartawan tidak diperbolehkan berbicara dengan dokter atau pasien mana pun di rumah sakit, namun tidak ada sensor terhadap kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan kunjungan tersebut.
Letnan Kolonel Jonathan Conricus mengatakan kepada kru film BBC, "Kami menemukan banyak komputer dan peralatan lain yang benar-benar dapat menjelaskan situasi saat ini dan mengenai sandera."
Baca juga:
- RS Al-Shifa di Gaza kehabisan air pada hari kedua serbuan tentara Israel, pasien 'menjerit kehausan'
Al-Kaila mengatakan situasi di rumah sakit masih "mengerikan" dan tidak ada tanda-tanda perbaikan.
"Tidak ada air minum, tidak ada makanan yang tersedia untuk petugas kesehatan, pasien atau pengungsi di sana.
Dia kemudian menggambarkan kondisi sulit di rumah sakit terbesar di Gaza itu.
"Suasananya horor; kami diberitahu bahwa orang-orang ketakutan [oleh] pasukan pendudukan.
"Jika ada tentara pendudukan yang melakukan pengepungan pasti akan ada perasaan ngeri dan saya mengetahui fakta ini seperti yang telah saya alami dalam pemberontakan pertama dan kedua [intifada].
"Jadi memang ada kengerian yang terjadi di tengah masyarakat terutama karena kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan perempuan.
Simak Video 'Serangan Israel Berlanjut, Ledakan-Asap Tebal Terlihat di Langit Gaza':
(ita/ita)